KURASI MEDIA- Seperti yang kita ketahui, bentuk hidung setiap individu memiliki varian yang unik, termasuk mulai dari mancung, pesek, bengkok, hingga bentuk yang menyerupai jambu atau paruh burung. Semua bentuk ini memiliki keindahan tersendiri.
Penyebab dari perbedaan bentuk hidung setiap orang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi geografis dan etnisitas. Para ilmuwan percaya bahwa kualitas udara di suatu wilayah dapat mempengaruhi bentuk hidung seseorang. Sebagai contoh, di iklim tropis yang cenderung panas dan lembap, lubang hidung cenderung lebih lebar dan terbuka untuk memungkinkan masuknya udara lebih banyak sebagai bentuk adaptasi.
Di sisi lain, di wilayah dengan iklim yang lebih dingin, udara cenderung lebih kering. Hal ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran hidung dan tenggorokan, memicu mimisan dan masalah pernapasan lainnya. Oleh karena itu, orang yang tinggal di daerah beriklim dingin cenderung memiliki lubang hidung yang lebih kecil dan sempit.
Baca Juga:Kenali Perbedaan Istilah Gaji UMK dan UMR dalam Dunia KerjaPemerintah Bagikan Rice Cooker Gratis, ini Syaratnya!
Terdapat perbedaan yang signifikan antara hidung laki-laki dan perempuan. Secara umum, hidung laki-laki memiliki ukuran sekitar 10 persen lebih besar dibandingkan perempuan. Hidung laki-laki juga cenderung memiliki pangkal yang lebih lebar dan jembatan hidung yang relatif lurus atau sedikit melengkung.
Sebaliknya, hidung perempuan umumnya lebih kecil dan ramping dibandingkan dengan laki-laki. Lubang hidung perempuan juga lebih kecil dengan kulit dan tulang rawan yang lebih tipis.
Studi dari University of Iowa menunjukkan bahwa laki-laki memiliki lebih banyak massa otot tanpa lemak, yang membutuhkan lebih banyak oksigen untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan otot. Oleh karena itu, hidung laki-laki berevolusi menjadi lebih besar untuk memfasilitasi aliran udara yang lebih banyak.
Peneliti juga menemukan lima gen yang berhubungan dengan bentuk hidung dan ciri wajah lainnya. Gen-gen tersebut memengaruhi lebar dan tajamnya hidung. Temuan ini didasarkan pada penelitian selama lima tahun dengan mengamati foto wajah 6.000 individu dari berbagai latar belakang etnis.
Bentuk hidung juga mengalami perubahan seiring dengan pertambahan usia. Hal ini termasuk penipisan kulit hidung dan pelemahan tulang rawan di dalamnya. Oleh karena itu, bentuk hidung pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa dapat berbeda.