KURASI MEDIA – Sebuah fenomena yang dikenal sebagai ‘Hari Tanpa Bayangan’, bukanlah hal yang biasa dan telah menarik perhatian banyak orang dari berbagai penjuru.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan ‘Hari Tanpa Bayangan’? Dalam sebuah unggahan menarik dari akun Instagram resmi @infobmkgjuanda, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa ini adalah saat ketika Matahari mencapai titik tertinggi di langit, sebuah peristiwa yang disebut sebagai ‘kulminasi utama’.
Penyebab Misterius di Balik Hilangnya Bayangan
Namun, apa yang menyebabkan fenomena ini terjadi? Penyebabnya terletak pada posisi Bumi dan Matahari yang terus berubah sepanjang tahun, sebuah hasil dari pergerakan Bumi yang tergantung pada bidang ekuator dan bidang revolusinya. Fenomena ini, dikenal sebagai ‘gerak semu harian Matahari’, terjadi dua kali dalam setahun di Indonesia.
Baca Juga:VIRAL! New Honda City Gaya Modern, Keamanan Canggih, dan Performa Terbaik untuk Generasi Baru!DANA Luncurkan Fitur Apple Zone untuk Pengguna iPhone!
Dampak Ajaib Fenomena Hari Tanpa Bayangan
Efek dari ‘Hari Tanpa Bayangan’ tidak hanya membuat bayangan benda tegak menghilang selama sekitar 30 detik sebelum dan sesudah waktu puncak di setiap wilayah. Hal ini juga membuat Matahari mendekati Bumi, memberikan sinar maksimum kepada wilayah tropis di sekitar khatulistiwa.
Meskipun efeknya pada suhu udara tidak terlalu ekstrem, fenomena ini mempengaruhi suhu udara secara signifikan. Suhu maksimum di Indonesia mencapai angka 32-36 derajat Celsius pada ‘Hari Tanpa Bayangan’, menciptakan pengalaman cuaca yang unik bagi penduduk setempat.
Inilah saat yang dinantikan, ketika alam menunjukkan keajaibannya dengan menghapuskan bayangan dan memberikan sinar Matahari yang mendalam, menciptakan suasana yang begitu khas di beberapa wilayah di Indonesia. Sambutlah fenomena alam ini dengan keterbukaan hati dan kekaguman akan kebesaran alam semesta yang luar biasa ini.