KURASI MEDIA- Fenomena menangis setelah berhubungan seksual, yang disebut dengan post coital dysphoria (PCD), seringkali menimbulkan rasa ingin tahu mengenai penyebabnya. Penjelasan berikut akan membantu untuk memahami fenomena ini dengan lebih baik.
Menangis setelah berhubungan seksual tidak berkaitan dengan rasa nyeri atau kekerasan selama aktivitas seksual. Terapis seks, Caleb Jacobson, menjelaskan bahwa PCD lebih mengacu pada pengalaman emosional yang timbul setelah bercinta.
Walaupun fenomena ini cenderung lebih umum pada wanita, sebuah studi menemukan bahwa pria juga bisa mengalaminya, meskipun jumlahnya lebih sedikit.
Baca Juga:Margot Robbie dan Ryan Gosling Akan Kembali dalam Satu FilmRekomendasi Laptop Harga Murah Kualitas Super Canggih, Simak Ulasannya di Sini
Menurut International Society for Sexual Medicine, sejumlah wanita mengalami luapan emosi setelah berhubungan seksual, yang pada akhirnya dapat menyebabkan mereka menangis. Bahkan jika sesi bercinta berlangsung penuh kasih dan memuaskan, beberapa wanita tetap mengalami tangisan setelahnya.
Psikolog klinis Bhavna Barmi menjelaskan bahwa terkadang gairah seksual atau orgasme begitu kuat sehingga mempengaruhi seluruh otak, memicu beragam emosi. Menangis, pada dasarnya, adalah cara tubuh untuk merespon dan melepaskan ketegangan emosional setelah pengalaman tersebut.
Penyebab dari fenomena ini dapat berkisar pada beberapa faktor, termasuk perubahan hormon. Menurut Jacobson, menangis setelah berhubungan seksual bisa berhubungan dengan fluktuasi hormon yang sering terjadi seiring dengan kehamilan, siklus menstruasi, atau masa menopause. Untuk memahami perubahan hormon ini secara lebih mendalam, konsultasi dengan tenaga medis yang ahli dalam hal ini sangat dianjurkan.
Tidak selalu bahwa tangisan setelah berhubungan seksual mengindikasikan kesedihan. Sebaliknya, terkadang itu adalah hasil dari perasaan bahagia yang melibatkan pelepasan energi seksual, yang pada akhirnya mengungkapkan dirinya dalam bentuk air mata.
Bagi wanita yang sedang mengalami postpartum depression, aktivitas seksual juga dapat memicu emosi yang lebih intens dan dapat menyebabkan tangisan. Tingkat PCD cenderung lebih tinggi pada wanita yang sedang mengalami postpartum depression, dan jika fenomena ini terjadi secara berulang, disarankan untuk mencari bantuan dari seorang profesional medis yang ahli di bidangnya.
Dalam kesimpulan, meskipun fenomena menangis setelah berhubungan seksual mungkin tampak aneh, penyebabnya bervariasi dan dapat melibatkan faktor hormonal, emosi, dan kondisi kesehatan tertentu. Penting untuk menjaga kesehatan emosional dan memahami diri sendiri serta tubuh kita dalam merespons pengalaman seksual.