KURASI MEDIA – Analis Woori Saudara Bank BWS Rully Nova memperkirakan rupiah akan melemah tipis terhadap dollar AS ke kisaran Rp 15.850-Rp 15.890 per dollar AS.
“Hal ini dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti keputusan menunggu pertemuan The Fed (Federal Reserve) mengenai kebijakan suku bunga hari ini waktu AS dan penurunan data manufaktur China,” katanya dikutip dari Antara, Rabu (1/11/23).
Selain itu, The Fed diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,5%.
Baca Juga:Ternyata Daun Kelor Bisa Jadi Alernatif Makanan yang Bergizi untuk Cegah Stunting Begadang dan Jarang Olahraga Jadi Faktor Penyebab Stroke? Ini Kata Dokter!
Pengendalian inflasi dan peningkatan kondisi kerja akan menjadi topik diskusi pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).
Inflasi tetap menjadi prioritas utama karena menjauh dari target 2%, dan para pejabat AS akan mempertanyakan apakah kebijakan saat ini masih cukup untuk mengurangi inflasi atau apakah diperlukan kebijakan baru.
Beralih ke sentimen domestik, data inflasi Indonesia akan dirilis hari ini dan diperkirakan akan menunjukkan tingkat inflasi Indonesia meningkat baik secara tahunan (YoY) maupun bulanan (MoM).
Secara YoY diperkirakan akan meningkat dari 2,28% menjadi 2,6%, sedangkan tingkat inflasi bulanan meningkat 0,27% dari sebelumnya 0,19% sebelumnya.
“Selain itu pelaku pasar berspekulasi bahwa BI (Bank Indonesia) akan kembali menaikkan suku bunga acuan pada RDG (Rapat Dewan Gubernur) berikutnya karena diperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin lagi di akhir tahun,” kata Rully.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah 0,32% atau 50 poin menjadi Rp15.935 per dollar AS, dari sebelumnya Rp15.885 per dollar AS.