Sinopsis Gadis Kretek, Kisah Romansa Masa Lalu yang Bercerita Tentang Dua Zaman Berbeda

gadis kretek
gadis kretek
0 Komentar

KURASI MEDIA- Sinopsis “Gadis Kretek” merupakan adaptasi dari sebuah novel yang juga berjudul sama, yang merupakan karya dari Ratih Kumala. Novel ini pertama kali diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2012 dan telah menciptakan fenomena di kalangan masyarakat, terutama di kalangan mahasiswa.

Cerita dalam “Gadis Kretek” mengambil latar waktu dalam dua zaman yang berbeda, memperkenalkan kita pada sosok Lebas (diperankan oleh Arya Saloka) yang setia menemani ayahnya yang sedang dirawat di rumah sakit. Ayah Lebas, yang bernama Soeraja, dan keluarganya, merupakan pemilik dari bisnis besar kretek Djagad Raja sejak zaman pascapenjajahan Belanda.

Suatu hari, dalam keadaan yang lemah, Soeraja mendadak terbangun dan terus-menerus meneriakkan nama “Jeng Yah,” yang membuat Lebas bingung. Sayangnya, sebagai anak bungsu, Lebas sering diabaikan oleh saudara-saudara kandungnya, dan keluarganya tidak memperhatikan cerita Lebas mengenai teriakan ayahnya.

Baca Juga:Rekomendasi HP Gaming Rp3 Jutaan, RAM Besar Serta Lebih Smooth! Simak di SiniManfaat Sayur Bayam untuk Kesehatan Tubuh, Simak Khasiatnya di Sini

Lebas kemudian memulai pencarian untuk menemukan sosok misterius yang disebut “Jeng Yah.” Perjalanan ini membawanya kembali ke masa lalu, ke zaman ketika industri kretek di Kota M dikuasai oleh perusahaan milik seorang juragan bernama Idrus Muria (diperankan oleh Rukman Rosadi).

Namun, suatu hari, ayah dan ibu Dasiyah memutuskan untuk menjodohkan salah satu anak dari rekan bisnis mereka dengan Dasiyah. Dasiyah merasa ragu dengan keputusan orang tuanya karena hatinya sebenarnya lebih cenderung kepada Soeraja.

Kembali ke masa kini, Lebas tetap melanjutkan pencariannya untuk menemukan sosok Jeng Yah. Dalam upaya ini, ia mendapatkan bantuan dari seorang dokter bernama Arum (diperankan oleh Putri Marino). Keduanya berusaha keras untuk menemukan Jeng Yah sebelum ayah Lebas menghembuskan nafas terakhirnya.

Serial “Gadis Kretek” diadaptasi dari novel yang juga ditulis oleh Ratih Kumala dengan judul yang sama. Baik dalam serial maupun novel, cerita ini menggambarkan sejarah dan budaya Indonesia yang terbentuk melalui industri rokok kretek.

Sutradara Kamila Andini dan Ifa Isfansyah menggawangi proyek serial ini, sementara naskahnya ditulis oleh Tanya Yuson, Kanya K. Priyanti, Amaridzki Ramadhyanto, dan Ratih Kumala sendiri.

0 Komentar