KURASI MEDIA – Kebaya Janggan Dian Sastro Dalam film Gadis Kretek menjadi pusat perhatian. Sosok bernama Dasiyah atau Jeng Yah, diperankan oleh bintang film terkenal Dian Sastrowardoyo, sering terlihat mengenakan kebaya janggan dalam balutan hitam berkerah tinggi. Dengan bros besar yang menghiasi dadanya yang memberikan kesan elegan.
Kebaya Janggan Dian Sastro dalam film Gadis Kretek ini adalah salah satu kebaya tradisional Indonesia yang unik. Meski belum sepopuler kebaya Kartini, kutu baru, atau encim, kebaya janggan yang dikenakan oleh Jeng Yah memberikan nuansa elegan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Dengan kerah tinggi ala cheongsam dan surjan (busana adat pria Jawa) yang melingkupi lehernya, kebaya ini melambangkan kecantikan dan kesucian wanita keraton dan Jawa.
Detail istimewa kebaya janggan termasuk kerah tinggi yang menggoda dan kancing menyamping yang memberi sentuhan artistik. Dengan lengan panjang dan potongan yang ramping, kebaya janggan terbuat dari kain bermotif bunga yang sering kali berwarna hitam.
Baca Juga:6 Tips Perawatan Rambut Supaya Cepat Panjang dalam 7 HariCastle Control, Game Penghasil Uang Terbaru 2023!
Warna hitam tersebut bukanlah sembarangan ia melambangkan ketegasan, kesederhanaan, dan kedalaman. Bahkan motif bunganya, yang dikenal sebagai kembang batu, memiliki makna mendalam tersendiri.
Menurut situs Kraton Jogja, kebaya janggan tidak boleh terbuat dari kain brokat, menegaskan keautentikan desain ini. Kebaya janggan merupakan pakaian para estri punakawan di Kraton Yogyakarta, yang dikenal dengan sebutan estri punakawan. Yang menarik, kebaya janggan tidak terkait dengan pangkat atau tugas khusus, memungkinkan semua estri punakawan memakainya.
Kebaya ini sering dikenakan dalam acara-acara istimewa seperti hajad dalem (sungkeman Keraton pada Hari Raya Idul Fitri) atau caos bekti (tanda penghormatan kepada raja). Acara-acara ini termasuk upacara besar di Keraton yang dipenuhi dengan kehormatan dan tradisi.
Namun, perlu dicatat bahwa pada acara Hajad Dalem Ngabekten, estri punakawan dengan pangkat magang dan jajar belum diperbolehkan memakai kebaya janggan. Mereka hanya diperkenankan untuk duduk di acara sowan bekti dan tidak melakukan sungkem kepada Ngarsa Dalem (raja).
Tak hanya menjadi simbol keindahan, kebaya janggan juga memiliki kisah menarik di baliknya. Misalnya, Ratna Ningsih, istri Pangeran Diponegoro, juga mengenakan kebaya ini. Di balik balutan kainnya, Ratna Ningsih menyembunyikan patrem atau keris, menambahkan aura misteri pada kebaya janggan yang begitu memesona ini.