KURASI MEDIA – Hada Kusumonegoro, putri dari Indoro Warkop, berbagi pengalamannya dan memberikan tips untuk bekerja sebagai caregiver.
Hada memainkan peran penting dalam keluarganya ketika almarhum ibunya, Nita, didiagnosa menderita kanker paru-paru pada 10 Agustus 2017.
“Menjadi seorang ‘caregiver’ memang tidak mudah, tapi masa-masa sulit ini tidak akan berlangsung selamanya. Satu-satunya jalan keluar adalah melakukan yang terbaik,” kata Hada.
Baca Juga:Crash di GP Valencia, Marc Marqeuz Ungkap Kekecewaanya Akhiri Musim Bersama Honda Tak Semulus yang Diharapkan!Sempat Pesimis Pertahakan Kemenangan, Bagnaia Akhirnya Raih Gelar Juara Dunia MotoGP 2023
“Caregiver” adalah seorang profesional yang membantu seseorang yang, karena keterbatasan fisik atau mental, tidak dapat merawat diri mereka sendiri secara penuh atau sebagian.
Namun, sekarang maknanya telah berubah dan sering digunakan untuk anggota keluarga atau teman dekat yang merawat anggota keluarga lainnya.
Seperti yang dikatakan Haneda mengatakan, menjadi “caregiver” tidaklah mudah.
Merawat orang yang dicintai sering kali tidak hanya berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan orang tersebut, tetapi juga pada keseimbangan hidup mereka secara keseluruhan.
Hal ini dapat menyebabkan stres, kemarahan, kecemasan, dan kelelahan fisik dan mental.
Siapa pun yang merawat orang yang sakit sering kali merasa terputus dari dunia luar.
Begitu banyak waktu dan energi yang dihabiskan untuk merawat orang lain sehingga kita sering kali tidak punya waktu untuk merawat diri sendiri.
Hada juga merasakan hal yang sama untuk menjadi seorang “pengasuh”, Anda harus bisa mendahulukan kebutuhan Anda sendiri.
Cobalah untuk tidak menangis di depan orang yang membutuhkan dukungan.
Baca Juga:Binder Ungkap Motivasinya untuk Raih Podium di Seri Terakhir MotoGP 2023Terinspirasi dari Kisah Cinta Klasik, We The Clouds Rilis Single “Indah”
Untuk menjadi seorang “caregiver”, Anda harus mempersiapkan pikiran dan tubuh Anda di atas segalanya.
Namun, bukan berarti perawat tidak boleh memiliki waktu untuk diri mereka sendiri.
Haneda mengatakan bahwa ia harus meluangkan waktu untuk melepaskan emosi yang ia rasakan, meskipun hanya dalam waktu singkat, bahkan jika itu tidak dilihat oleh orang yang sakit atau orang lain.
“Pada hari ibu saya didiagnosis menderita kanker, saya menangis perlahan-lahan, dan saya menangis sekeras-kerasnya di pemakamannya. Tetapi bahkan setelah itu, saya harus merawat orang lain,” kata Hada.
“Nikmati rasa sakitnya, nikmati penderitaannya.
Pada akhirnya Anda akan terbiasa dan dapat hidup kembali,” tambahnya.