KURASI MEDIA – Karies gigi, atau gigi berlubang, merupakan salah satu penyakit manusia tertua dan paling umum, dengan istilah ini pertama kali muncul dalam literatur sekitar tahun 1634, berasal dari kata Latin ‘caries’ yang berarti pembusukan.
Semua kalangan, dari anak-anak hingga dewasa, dapat mengalami gigi berlubang. Meskipun terdapat keyakinan bahwa ulat dapat menyebabkan gigi berlubang, penelitian kedokteran gigi membuktikan penyebab sebenarnya.
Istilah “ulat gigi” muncul pada 5.000 tahun SM, terdapat dalam teks Sumeria Kuno tentang ulat gigi yang diyakini dapat merusak gigi manusia. Gagasan ini ditemukan dalam tulisan-tulisan dari berbagai budaya kuno.
Baca Juga:Orang Cerdas Cenderung Terlihat MalasPT ASDP Indonesia Batasi Tiket untuk Libur Nataru
Pada abad ke-8, dokter gigi Eropa salah mengartikan saraf gigi sebagai ulat gigi, menyebabkan perlakuan salah dengan memasukkan alat panas ke dalam gigi berlubang.
Dokter gigi dan peneliti kemudian melakukan penelitian untuk mengungkap penyebab sebenarnya. Penemuan ini membantah mitos ulat gigi, mengonfirmasi bahwa asam dari bakteri Streptococcus mutans adalah penyebab gigi berlubang.
Bakteri ini berkembang pada plak gigi akibat sisa makanan yang tidak dibersihkan, menghasilkan asam yang merusak enamel gigi dan menyebabkan pembentukan lubang.
Untuk mencegah gigi berlubang, National Institute of Dental and Craniofacial Research merekomendasikan sikat gigi dua kali sehari, menggunakan produk yang mengandung fluorida, membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi, mengurangi konsumsi gula, menghindari merokok atau produk tembakau, dan menjalani pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan.
Jika gigi sudah berlubang, segera berkonsultasi ke dokter gigi. Penanganan dapat mencakup penggunaan fluorida pada tahap awal, penambalan gigi jika sudah berlubang, atau perawatan saluran akar atau pencabutan pada kondisi lebih parah.
Kesehatan gigi yang terjaga bukan hanya penting untuk penampilan, tetapi juga untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan, mengingat dampaknya terhadap aktivitas sehari-hari dan biaya pengobatan yang dapat meningkat seiring berjalannya waktu.