KURASI MEDIA – Jalur Gaza selatan saat ini menghadapi “penembakan terburuk” sejak invasi Israel pada 7 Oktober lalu, kata juru bicara UNICEF James Elder pada hari Minggu, 3 Desember.
”Ini adalah pemboman perang terburuk di Jalur Gaza selatan.
Kami melihat begitu banyak anak-anak yang terbunuh,” kata Elder dengan penuh penyesalan dikutip dari Antara, Senin (4/12/23).
“Dalam pesan video lainnya, Elder menyatakan bahwa kesempatan telah habis untuk menjelaskan kengerian yang dihadapi anak-anak di Jalur Gaza. Saya merasa kami hampir tidak bisa menyampaikan pembantaian tanpa henti terhadap anak-anak di sini,” tambahnya.
Baca Juga:Ronaldinho Sebut Mbappe Berpotensi Menangkan Ballon d’Or 2024, Ini Alasanya!Intip Parfum Favorit Marsha Aruan
Militer Israel melanjutkan penembakan di Jalur Gaza pada Jumat pagi setelah mengumumkan penghentian kemanusiaan selama seminggu.
Sedikitnya 509 warga Palestina telah terbunuh dan 1.316 lainnya terluka dalam serangan udara Israel sejak Jumat, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Menyusul serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober lalu, Israel melancarkan serangkaian serangan udara dan darat di Jalur Gaza.
Sejak saat itu, lebih dari 15.500 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan, telah terbunuh. Jumlah korban tewas di pihak Israel mencapai 1.200 orang.