Benarkah IKN Adalah Mimpi Presiden Terdahulu ?

Benarkah IKN Adalah Mimpi Presiden Terdahulu ?
Pemandangan Ibu Kota Nusantara
0 Komentar

KURASI MEDIA – Bambang Brodjonegoro, mantan Menteri PPN/Kepala Bappenas periode 2016-2019, mengungkapkan bahwa pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) sebenarnya merupakan impian presiden Indonesia sebelumnya yang kini diwujudkan oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo.

Dalam sebuah diskusi, Bambang menceritakan bahwa sebelumnya, Presiden Soekarno berkeinginan untuk memindahkan ibu kota ke Palangkaraya, sementara Presiden Soeharto merencanakan untuk memindahkan pusat pemerintahan ke Jonggol. Namun, kedua ide tersebut tidak pernah terwujud meskipun sempat menjadi spekulasi.

Bambang menuturkan bahwa ketika menjabat sebagai Menteri Bappenas pada tahun 2017, dia baru mengetahui bahwa ide pemindahan ibu kota telah disampaikan oleh Presiden Jokowi kepada pendahulunya, yaitu Pak Andrinof.

Baca Juga:Harga Emas Hari Ini Turun hanya 1,4%Banyak Minum Air Putih Dapat Menurunkan Berat Badan

Setelah menerima permintaan tersebut, Bappenas melakukan riset di Kalimantan, mempertimbangkan Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur sebagai pilihan lokasi IKN baru. Akhirnya, Penajam dan sebagian Kutai dipilih sebagai lokasi berdasarkan perbandingan tiga provinsi tersebut.

Salah satu pertimbangan utama untuk memilih Kalimantan sebagai lokasi IKN adalah minimnya risiko bencana alam di pulau tersebut, terutama terkait gempa bumi, tsunami, dan erupsi volkanik.

Alasan lainnya adalah posisi Kalimantan yang berada di tengah-tengah Indonesia, diharapkan dapat menjadikan NKRI lebih terpadu dan kompak, dengan IKN menjadi pusat pertumbuhan baru di luar Jawa.

Bambang juga menyoroti potensi IKN untuk mengurangi disparitas ekonomi antara pulau Jawa dan luar Jawa. Menurutnya, 80 persen perekonomian Indonesia saat ini terpusat di Jawa, Sumatra, dan Bali, sementara sisanya, termasuk Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua, hanya menyumbang 20 persen.

IKN diharapkan dapat menjadi pendorong dalam upaya mengurangi ketidakseimbangan ini, dengan target porsi ekonomi Indonesia timur naik dari 20 persen menjadi 25 persen pada tahun 2045.

0 Komentar