KURASI MEDIA- Manfaat Buah pir, selain menjadi sajian yang lezat, juga menyimpan sejumlah nutrisi dan senyawa tanaman yang berkontribusi pada kesehatan tubuh dan pencegahan penyakit kronis. Salah satu manfaat yang signifikan adalah peran buah pir dalam membantu menurunkan berat badan dan mencegah berbagai penyakit.
Dengan mencermati informasi dari Healthline, diketahui bahwa terdapat sekitar 100 varietas buah pir yang tersebar di seluruh dunia. Varietas yang paling umum dikenal termasuk Pir Bartlett, Bosc, dan D’Anjou. Artikel ini akan menjelaskan fakta nutrisi buah pir yang memberikan manfaat positif untuk kesehatan tubuh.
Manfaat Buah Pir:
- Mengurangi Risiko Diabetes
Buah pir mengandung tinggi serat dan anthocyanin, yang dapat mengurangi risiko terkena diabetes. Kandungan serat membantu tubuh dalam penyerapan karbohidrat, mendukung pengelolaan gula darah. Tambahan vitamin C dan vitamin K pada buah pir bermanfaat melawan peradangan pada penderita diabetes.
Baca Juga:Spesifikasi Redmi Note 12 Pro 5G dan Harga, Simak Selengkapnya di SiniManfaat Buah Semangka untuk Kesehatan, Simak Khasiatnya di Sini
- Menurunkan Risiko Penyakit Jantung
Antioksidan dalam buah pir membantu merilekskan otot jantung dan mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL). Dengan demikian, konsumsi buah pir secara teratur dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Antioksidan juga bekerja untuk mengurangi peradangan di jantung yang disebabkan oleh radikal bebas.
- Melawan Kanker
Buah pir mengandung senyawa antosianin dan asam sinamat, yang memiliki sifat anti-kanker. Konsumsi rutin buah pir dapat membantu melawan pertumbuhan kanker.
- Menurunkan Berat Badan
Bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan, buah pir menjadi pilihan cerdas. Kandungan serat tinggi dan rendah kalori membuat Anda merasa kenyang lebih lama, mengurangi kecenderungan untuk makan berlebihan.
- Menjaga Kesehatan Tulang
Buah pir mengandung kalsium dan fosfor, mineral penting untuk kesehatan tulang. Konsumsi buah pir secara teratur dapat membantu menjaga kepadatan tulang dan mengurangi risiko osteoporosis, terutama selama masa pertumbuhan tulang kritis dari usia 15 hingga 30 tahun.