KURASI MEDIA – Jika berada dalam lingkungan panas membuat Anda lebih rentan terhadap kemarahan, ini bukanlah pengalaman yang unik. Beberapa penelitian menunjukkan korelasi antara suhu tubuh yang tinggi dan peningkatan perilaku agresif.
Cuaca panas dapat memengaruhi tidak hanya kesehatan fisik, seperti keringat berlebih dan dehidrasi, tetapi juga dapat menyebabkan perubahan dalam suasana hati dan tingkah laku.
Penelitian menunjukkan bahwa kejadian kejahatan kekerasan, termasuk kasus pembunuhan, penyerangan, dan peristiwa serangan massal, cenderung lebih tinggi saat suhu meningkat. Bahkan di lingkungan terkendali seperti penjara, terdapat peningkatan kasus kekerasan antar narapidana pada hari-hari yang sangat panas.
Baca Juga:Alasan Buku Fisik Lebih Menarik Daripada EbookTanggal 18 Desember Hari Buruh Migran, ini Sejarahnya!
Eksperimen dengan pemain video game menunjukkan bahwa suhu ruangan juga dapat memengaruhi tingkah laku manusia. Mereka yang bermain dalam suhu panas cenderung bersikap lebih kejam terhadap rekan game-nya.
Saat tubuh mengalami ketidaknyamanan fisik, kemampuan untuk mengelola emosi dapat menurun, sehingga respons emosional dapat menjadi lebih intens.
Selain itu, ada hubungan antara suhu yang tinggi dan penurunan kesehatan mental. Suhu yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan kasus rawat inap di rumah sakit dan kunjungan ke unit gawat darurat terkait kesehatan mental.
Penting untuk diingat bahwa rencana yang terganggu akibat cuaca panas juga dapat berkontribusi pada perubahan suasana hati. Oleh karena itu, menjaga kesejukan tubuh dengan menggunakan AC atau kipas angin, tetap terhidrasi, dan menjadwalkan ulang aktivitas pada hari yang sangat panas dapat membantu mengelola dampak emosional yang mungkin timbul.