KURASI MEDIA – Sebuah algoritma kecerdasan buatan (AI) yang disebut “kalkulator malapetaka” digadang-gadang mampu memprediksi apakah seseorang akan meninggal dalam waktu empat tahun dengan tingkat keberhasilan lebih dari 75%.
Proyek ini dilakukan oleh para peneliti di Denmark dan Amerika Serikat, yang menggunakan model transformator pembelajaran mesin AI untuk mengolah data dari lebih dari 6 juta orang di Denmark.
Dalam modifikasi kehidupan individual, model ini dapat menyusun “lintasan kehidupan manusia secara individual,” yang memungkinkan prediksi kematian yang akurat.
Baca Juga:13 Alternatif Pinjol 2024 Cepat Cair, Legal dan Aman20 Rekomendasi Download Game PC Terbaik di 2024
Faktor-faktor yang terkait dengan kematian lebih awal termasuk diagnosis kesehatan mental, jenis kelamin laki-laki, dan pekerjaan yang terampil. Namun, memiliki peran kepemimpinan di tempat kerja dan pendapatan yang lebih tinggi dikaitkan dengan usia yang lebih panjang.
Meskipun alat ini mampu memprediksi berbagai hal, peneliti menekankan bahwa alat seperti ini seharusnya digunakan untuk melacak tren masyarakat, bukan untuk memprediksi hasil individu. Selain itu, implementasi algoritme ini mungkin tidak dapat dilakukan di luar Denmark karena perbedaan populasi dan kondisi sosial.
Pengembangan algoritme ini menimbulkan pertanyaan etika, khususnya terkait privasi dan konsekuensi informasi prediktif. Para peneliti menekankan bahwa data dan programnya tidak akan dipublikasikan untuk melindungi privasi peserta penelitian.
Sementara itu, ahli bioetika mengungkapkan keprihatinan tentang penggunaan informasi prediktif ini. Mereka berpendapat bahwa algoritme semacam itu akan mengakibatkan informasi yang biasanya tidak diketahui menjadi terbuka, dan mungkin menimbulkan konflik dalam mengakses dan memanfaatkan informasi tersebut.
Sementara algoritme ini memiliki potensi untuk memprediksi dan mencegah kematian, ada juga potensi bahaya dalam menghilangkan elemen tak terhitung yang terdapat dalam kehidupan manusia.
Meskipun kemajuan ini membawa manfaat tertentu, penting untuk terlibat dalam diskusi terbuka tentang penggunaan dan konsekuensi algoritme semacam ini. Dalam beberapa tahun mendatang, kemungkinan kita akan menemukan banyak pertarungan terkait prediksi kematian dan upaya untuk mendapatkan akses ke informasi prediktif dari pihak ketiga.