Anda membutuhkan tujuan dan tenggat waktu agar pekerjaan Anda lebih fokus dan terarah.
Namun, hindari menetapkan tujuan yang berada di luar kemampuan Anda atau tenggat waktu yang tidak realistis yang memaksa Anda untuk menyelesaikan tugas.
Jika kita membuat pekerjaan menjadi menyenangkan, kita bisa mengendalikannya.
Kita manusia memiliki kekuatan untuk mengatur apa yang perlu dilakukan dan apa yang tidak perlu dilakukan, apa yang penting sekarang dan bisa dilakukan nanti, apa yang harus dilakukan sekarang dan apa yang sebenarnya bisa menunggu sampai besok.
Baca Juga:God Bless Sukses Bernostalgia Gebrakan Panggung Everyday Festival di aman Ismail Marzuki Berkat Gol Rasmus Hojlund Antarkan MU Raih Kemenangan Atas Aston Villa
Tujuan dan tenggat waktu seharusnya tidak menjadi bencana yang harus Anda hindari untuk mencapainya, dan orang-orang tidak merasa diperbudak oleh pekerjaan yang sebenarnya bisa mereka kendalikan.
Segala Sesuatu yang Seharusnya Bekerja dan berkarya dimaksudkan untuk membuat kita merasa dihargai, bangga, dan bahagia. Agar bahagia, prosesnya juga harus menyenangkan.
Jika pekerjaan Anda menyakitkan dan Anda melakukannya karena terpaksa, Anda harus dievaluasi.
Orang yang perfeksionis yang menginginkan kesempurnaan dalam bekerja cenderung terlalu keras terhadap diri mereka sendiri. Maka Anda akan melihat tanda-tandanya:
– Target.
Pekerjaan yang terus-menerus melelahkan dan tidak memuaskan.
Dia hidup dalam pusaran target, beberapa hampir selesai dan yang lainnya baru dikejar.Tampaknya dunia akan runtuh karena kekuatannya. Obsesinya terus tumbuh tak terelakkan.
– Tenggat waktu.
Menetapkan tenggat waktu yang brutal yang akan membuat Anda panik jika melewatkannya. Ketika atasannya menetapkan tenggat waktu, dia akan mematuhinya, bahkan jika itu terasa tidak manusiawi. Ia merasa bersalah untuk menegosiasikan tenggat waktu yang lebih realistis karena takut terlihat tidak profesional.
– Selalu Harus
“Harus” adalah kata kunci yang berlaku untuk banyak hal, meskipun tidak semuanya mendesak seperti yang seharusnya. Pada tingkat normal, kata “harus” dapat menjadi motivator untuk disiplin diri, tetapi ketika kata “harus” diterapkan pada hampir semua hal, hal itu dapat menyebabkan perbudakan diri.
– Mencela diri sendiri.
Baca Juga:Rayakan Natal Jauh dari Keluarga, Nova Arianto dan Yakob Tetap BersyukurHarga Emas Antam Hari Ini Naik, Jadi Segini!
Orang yang terlalu keras terhadap diri sendiri cenderung mengkritik kesalahan atau ketidaksempurnaan sekecil apa pun dalam pekerjaan mereka. Menerima dan memaafkan kekurangan pribadi itu sulit. Apalagi jika Anda dihakimi karena kesalahan di tempat kerja, sikap Anda akan tiba-tiba memburuk.