KURASI MEDIA – Apakah penderita glaukoma menunjukkan gejala-gejala tertentu? Ternyata sangat penting lho, untuk melakukan skrining glaukoma sebagai deteksi dini. Begini penjelasannya.
Dilansir dari laman Sehat Negeriku, Dr. Evelyn menjelaskan betapa pentingnya melakukan pemeriksaan awal untuk mendeteksi glaukoma guna mengurangi kemungkinan kehilangan penglihatan.
World Glaucoma Week 2024 menyarankan agar pemeriksaan dilakukan berdasarkan rentang usia, yakni setiap 2-4 tahun sekali untuk usia di bawah 40 tahun, 2-3 tahun sekali untuk usia 40-60 tahun, dan 1-2 tahun sekali untuk usia di atas 60 tahun.
Baca Juga:Apa Itu Glaukama? Penyebab Kebutaan Setelah Katarak, Ini Faktanya!Apa Itu Batu Ginjal? Ini 3 Faktor Pemicu hingga Cara Mencegahnya, Yuk Cek Sekarang!
Namun, patokan ini dapat bervariasi tergantung pada faktor risiko, keluhan pasien, dan hasil pemeriksaan masing-masing.
Apakah Ada Gejala Khusus pada Penderita Glaukoma?
Glaukoma kronis biasanya tidak menimbulkan gejala, berbeda dengan glaukoma akut yang dapat menunjukkan tanda-tanda seperti mata merah, nyeri, penglihatan kabur, mual, muntah, serta melihat pelangi atau cahaya lingkaran.
Dr. Evelyn menjelaskan bahwa melihat pelangi atau cahaya lingkaran adalah ciri khas glaukoma saat tekanan mata tinggi, seringnya seperti saat melihat lampu dari jendela mobil saat hujan.
Bagaimana Cara Pengelolaan Glaukoma?
Dr. Virna Dwi juga turut menjelaskan tujuan pengelolaan glaukoma, yakni untuk mempertahankan penglihatan, meningkatkan kualitas hidup pasien, mencegah penurunan bidang pandang, dan mengatasi faktor risiko, terutama tekanan bola mata.
Dia menyoroti bahwa sebagian besar kasus glaukoma di Indonesia berkaitan dengan tekanan bola mata yang tinggi, sehingga penting untuk mengontrol tekanan bola mata sebaik mungkin dan mengatasi faktor risiko terkait.
Dr. Virna juga menguraikan beberapa metode pengelolaan glaukoma untuk menurunkan tekanan bola mata, seperti penggunaan obat-obatan, prosedur laser, dan tindakan operasi.
Dia juga menyebutkan tentang neuroproteksi, yang melibatkan penggunaan zat seperti citicoline, ginkgo biloba, memantine, dan vitamin B1.
Baca Juga:Terbaik! Ini 4 Cara Mengobati Batu Ginjal, Mulai dari RIRS hingga ESWL, Apa Itu?8 Tanda Gagal Ginjal yang Harus Diwaspadai hingga Cara Pencegahannya
Namun, dia menegaskan bahwa masih banyak penelitian yang sedang dilakukan terkait efek neuroproteksi ini, dan beberapa di antaranya masih belum memberikan hasil yang jelas, terutama saat diterapkan pada pasien.