Teks Khutbah Idul Adha 1447 H: Kurban Sebagai Sarana Mendidik Karakter Anak

Teks khutbah Idul Adha 1447
Ilustrasi penyembelihan hewan kurban di momen Idul Adha. (Pixabay/mufidpwt)
0 Komentar

Lebih dari itu, momen ini menjadi kesempatan emas bagi para orang tua untuk mendidik karakter anak melalui nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ibadah kurban.

Jejak sejarah kurban berawal dari perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih putra semata wayangnya, Nabi Isma’il.

Kisah ini dijabarkan dengan indah dalam Al-Qur’an, Surah As-Saffat ayat 102-107:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِۚ وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۙ قَدْ صَدَّقْتَ الرُّءْيَا ۚاِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْبَلٰۤؤُا الْمُبِيْنُ وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ

Baca Juga:Bacaan Niat Sholat Idul Adha Lengkap dengan Latin dan Tata CaranyaCek Link Live Streaming Timnas Indonesia vs China, Laga Krusial Skuad Garuda

Artinya: “Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.” Ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) meletakkan pelipis anaknya di atas gundukan (untuk melaksanakan perintah Allah), Kami memanggil dia, “Wahai Ibrahim, sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Kami menebusnya dengan seekor (hewan) sembelihan yang besar.”

Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati Allah

Kita dapat menyimak dan mengambil hikmah dari Surah As-Saffat ayat 102-107, yang menggambarkan relasi ideal antara anak dan orang tua.

Dalam kisah ini, Nabi Isma’il menunjukkan ketaatan dan kerja sama dengan Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah.

Dari kisah tersebut, kita dapat memetik pelajaran tentang cara mendidik karakter anak, yaitu dengan mengajarkan nilai tolong-menolong dalam menaati perintah Allah, pentingnya berdialog dengan penuh hormat bersama orang tua, serta makna ketulusan dalam berbakti.

Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Mafatihul Ghaib karya Fakhruddin Ar-Razi (jilid 26, halaman 351), ketika menyaksikan pengorbanan putra tercintanya, Nabi Ibrahim berkata:

نِعْمَ الْعَوْنُ أَنْتَ يَا بُنَيَّ عَلَى أَمْرِ اللّٰهِ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْهِ يُقَبِّلُهُ

Artinya: “Sebaik-baiknya penolong dalam menjalankan perintah Allah adalah engkau, wahai anakku.” Lalu Ibrahim menghadap (kepada Isma’il) dan menciumnya (sebagai bentuk kasih sayang).

Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati Allah Momen Idul Adha merupakan waktu yang istimewa untuk mendidik karakter anak, termasuk menanamkan kepekaan sosial melalui pelaksanaan ibadah kurban.

0 Komentar