Kisah Rahadian, Mahasiswa Autis UPI yang Meraih Gelar S2

Kisah Rahadian, Mahasiswa Autis UPI yang Meraih Gelar S2
Kisah Rahadian, Mahasiswa Autis UPI yang Meraih Gelar S2 (sumber: instagram.com/rahadiansakti_10)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Rahadian Sakti Pradana resmi menyelesaikan studi S2 (Magister) di Universitas Pendidikan Indonesia pada Rabu (11/6/2025). Pria yang biasa dipanggil Rian ini menyelesaikan studinya dengan jurusan Pendidikan Khusus.

Sumber tertulis menyebut, ia mengungkapkan rasa syukurnya “Alhamdulillah, menarik sekali, prosesi wisudanya lancar dan khusus,” ungkapnya. Pria berusia 27 tahun tersebut berhasil menuntaskan pendidikan selama empat semester dengan segala keterbatasannya.

Satu-satunya Mahasiswa Pengidap Autis

Rian mengungkapkan jika selama berkuliah, ia adalah satu-satunya mahasiswa pengidap autis. Meski begitu, ia mengaku tetap percaya diri karena lingkungannya yang suportif. “Kuliah 2,5 tahun. Tidak mudah dan susah. Bikin tesis 1 tahun, kesulitannya dalam komunikasi dengan dosen pembimbing, tapi dosen pembimbing tetap bersabar,” katanya.

Baca Juga:Dugaan Korupsi: Mantan Sekda Kota Bandung Ema Sumarna Hadapi Tuntutan HukumAl Ghazali dan Alyssa Akan Menikah, Ini Tanggalnya

Selain dukungan teman-temannya, Rian mengaku jika keberhasilannya ini tak luput dari dukungan kedua orang tuanya. Bahkan, judul tesisnya pun berkaitan dengan kehidupannya sehari-hari. “Tesis judulnya Dukungan Keluarga Terhadap Anak Autis, kenapa itu, karena Rahadian dapatkan itu dari ibu. Tesis selesai berkat dukungan orang tua dan keluarga,” ungkapnya.

Bercita-cita Menjadi Tenaga Pendidik

Menurut keterangan tertulis, selama menanti momen wisuda, Rian aktif mengajar anak dan remaja berkebutuhan khusus di satu sekolah di Cimahi. Ia mengaku jika mengajar merupakan cita-citanya.

Kisah inspiratif Rian ini diabadikan dalam sebuah buku bertajuk “Pada Suatu Hari, Perjuangan Keluarga Individu Autistik” yang sudah diluncurkan pada bulan April lalu dalam rangka memperingati Bulan Peduli Autisme.

Buku ini berisi 10 kisah inspiratif perjuangan keluarga dalam mendampingi anak berkebutuhan khusus. Dengan adanya buku ini, diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi dan edukasi bagi kehidupan autistic di seluruh Indonesia.

Selain menjadi diabadukan lewat sebuah karya tulis. Rian juga mengaku pernah menjadi obyek penelitian BRIN. Salah satu anggota BRIN bahkan menawarkan Pendidikan S3 ke Australia. Rian mengaku jika hal tersebut masih menjadi pertimbangannya mengingat ia baru saja bekerja sebagai tenaga pendidik di salah satu sekolah.

“Setelah lulus S2 saya fokus kerja dulu, di sekolah khusus untuk anak dan remaja autis di Kota Bandung di Jalan Cigadung, namanya Our Dreams Indonesia,” pungkasnya.

0 Komentar