Teks Khutbah Jumat 13 Juni 2025: Jagalah Alam, Jangan Malah Merusaknya

Teks Khutbah Jumat
Teks khutbah Jumat 13 Juni 2025 tentang menjaga alam. (Pixabay/HelloVector)
0 Komentar

Di antara larangan dalam Islam yang harus kita hindari bersama adalah segala bentuk upaya dan tindakan yang dapat merusak alam dan mengeksploitasi sumber daya secara berlebihan.

Sebab pada hakikatnya, bumi diciptakan tidak hanya sebagai tempat, tapi juga keseimbangan. Gunung-gunung sebagai pasaknya, sungai sebagai jalurnya, dan tumbuh-tumbuhan sebagai penyeimbangnya. Semua ini tidak untuk dirusak, melainkan untuk dijaga dengan penuh rasa tanggung jawab.

Berkaitan dengan hal ini, Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ اللّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ

Artinya, “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al-A’raf, [7]: 56).

Baca Juga:Naskah Khutbah Jumat Tentang Dosa Melakukan Maksiat di Bulan RajabContoh Teks Khutbah Jumat Tentang Sahkah Berwudhu Orang Berkuku Panjang?

Ayat ini merupakan seruan yang jelas dan tegas kepada kita semua, bahwa bumi telah diciptakan dalam keadaan seimbang, teratur, dan indah. Dan kita semua dilarang untuk merusak keindahannya, mengeksploitasi isinya dengan berlebihan dan semacamnya.

Sejak awal, Allah telah memperindah dan menyempurnakannya untuk dimanfaatkan dengan bijak, bukan untuk dihabiskan secara rakus dan sembrono.

Merujuk penjelasan Imam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir Al-Qur’anil Azhim, jilid III, halaman 429, ayat ini merupakan larangan yang sangat tegas dari Allah kepada kita semua dari berbuat kerusakan di muka bumi.

Ketika alam telah ditata dengan rapi, keseimbangan telah diciptakan dengan sempurna, lalu datang tangan-tangan manusia yang serakah merusaknya, maka kerusakan itu tidak hanya menghancurkan lingkungan, tetapi juga mendatangkan malapetaka bagi seluruh umat manusia dan ini lebih berbahaya. Sebab, kerusakan yang terjadi setelah perbaikan adalah jenis kerusakan yang paling berbahaya,

يَنْهَى تَعَالىَ عَنِ الْإِفْسَادِ فِي الْأَرْضِ، وَمَا أَضَرَّهُ بَعْدَ الْإِصْلاَحِ! فَإِنَّهُ إِذَا كَانَتِ الْأُمُوْرُ مَاشِيَةً عَلىَ السَّدَادِ، ثُمَّ وَقَعَ الْإِفْسَادُ بَعْدَ ذَلِكَ، كَانَ أَضَرَّ مَا يَكُوْنُ عَلىَ الْعِبَادِ

Artinya, “Allah Ta’ala melarang dari perbuatan merusak di bumi, dan betapa lebih berbahayanya (kerusakan) itu setelah adanya perbaikan! Karena sesungguhnya apabila segala urusan telah berjalan di atas jalan yang lurus, lalu terjadi kerusakan setelah itu, maka itu menjadi kerusakan yang paling berbahaya bagi para hamba.”

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Maka dari itu, marilah kita semua bersama-sama menjaga kelestarian alam ini sebagai bagian dari bentuk penghambaan kita kepada Allah ta’ala. Jangan sampai tangan kita yang diberi kekuatan justru menjadi alat penghancur bagi ciptaan-Nya. Jangan sampai akal yang Allah anugerahkan justru dipakai untuk mengatur strategi eksploitasi yang merusak tatanan bumi.

0 Komentar