Perkembangan industri alat kesehatan (alkes) juga beriringan dengan meningkatnya penyerapan produk alat kesehatan dalam negeri (AKD), yang pada 2024 mencapai 48 persen, dibandingkan 12 persen pada 2019.
Tren ini menjadi indikasi positif bagi Indonesia dalam mencapai kemandirian di sektor alat kesehatan, sebuah langkah yang sangat penting di tengah dinamika global yang terus berubah.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Faisol Riza dalam sambutannya menyampaikan bahwa Industri alat kesehatan memegang peran vital di Indonesia, tidak hanya sebagai penopang ketahanan sistem kesehatan nasional, tetapi juga sebagai bagian dari sektor industri mesin dan perlengkapan yang ditargetkan tumbuh rata-rata 6,7–7,7 persen per tahun pada periode 2025–2029.
Baca Juga:Telkom Perkenalkan StuntingHub, Platform Solusi Pantau Cegah StuntingPlt PWI Kabupaten Bandung Optimis Kafilah Kabupaten Bandung Juarai MTQH XXXIX
“Kebutuhan alat kesehatan di dalam negeri diproyeksikan terus meningkat, didorong oleh pertumbuhan penduduk, dinamika epidemiologi, serta ekspansi fasilitas layanan kesehatan. Produk ventilator saat ini masih masuk ke dalam 10 besar alat kesehatan by value yang belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh produk dalam negeri,“ ujarnya.
Faisol Riza menuturkan, nilai impor ventilator pada tahun 2024 mencapai 68,4 juta dollar dan naik 2 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal ini mengindikasikan tantangan besar kemandirian sektor kesehatan nasional yaitu dominasi produk impor yang masih tinggi.
“Dalam konteks ini, kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Dräger Indonesia atas komitmen dan investasi strategis yang telah dilakukan. Investasi ini akan mendorong peningkatan kapasitas produksi dalam negeri, mendukung substitusi impor, menciptakan lapangan kerja, serta memfasilitasi transfer teknologi dan penguatan sumber daya manusia industri,“ tuturnya.
Hal ini sangat sejalan dengan kebijakan pemerintah terkait Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan transformasi industri 4.0.
“Pada kesempatan ini saya mengucapkan selamat kepada Dräger Indonesia karena investasi yang dilakukan tidak hanya menunjukkan kepercayaan terhadap potensi pasar Indonesia, tetapi juga merupakan kontribusi nyata dalam memperkuat pondasi kemandirian industri alat kesehatan nasional. Dengan memproduksi ventilator di dalam negeri, Dräger Indonesia turut mendukung program substitusi impor, penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN),“ lanjutnya.