KURASI MEDIA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi perhatian setelah viralnya unggahan pembagian bantuan berupa bahan mentah sekaligus untuk lima hari di sebuah SD negeri di Tangerang Selatan (Tangsel). Pemberian bantuan dalam bentuk bahan pangan mentah ini dianggap kurang tepat dan membingungkan bagi penerima, sehingga menimbulkan kritik di masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi IX DPR Nurhadi meminta Badan Gizi Nasional (BGN) melakukan evaluasi terbuka atas pelaksanaan program MBG. Nurhadi menegaskan bahwa MBG bertujuan memberikan asupan gizi siap konsumsi kepada anak-anak, bukan sekadar membagikan bahan mentah tanpa panduan atau alat masak. “Tanpa arahan dan fasilitas memasak, ini bisa menjadi pengalihan tanggung jawab yang tidak tepat,” ujarnya, Kamis (19/6/2025).
Nurhadi juga menyoroti distribusi bahan mentah yang dipaksakan saat masa libur sekolah. Ia mengusulkan agar saat sekolah sedang libur, penyaluran MBG dialihkan kepada kelompok rentan lain seperti ibu menyusui dan balita. “Kebijakan gizi harus berbasis data dan sensitif terhadap kondisi sosial masyarakat, agar manfaatnya benar-benar dirasakan,” tambahnya.
Baca Juga:UU Penyiaran dinilai Sudah Tidak Relevan, DPR Akan Segera Merevisi : Youtube, Netflix, TikTok Segera DiundangAS Sebut Ada Peluang Besar Terjadi Negosiasi dengan Iran : Lihat 2 Minggu Kedepan
Penundaan Program MBG di Kota Bontang, Dua Dapur Umum Siap Layani 7.000 Pelajar
Di Kota Bontang, program MBG yang dijadwalkan berjalan awal Juni 2025 kembali tertunda karena proses verifikasi dan pencairan anggaran dari pusat belum rampung. Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bontang, Surya Dwi Saputra, menyampaikan koordinasi dengan pemerintah pusat terus dilakukan agar program bisa segera dilaksanakan.
“Kemungkinan besar pelaksanaan MBG akan dimulai pertengahan Juli 2025, setelah masa libur sekolah,” kata Surya, Kamis (19/6/2025).
Saat ini, dua dapur umum sudah disiapkan, yakni di Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Bontang Barat dan di kawasan Guntung, Kecamatan Bontang Utara. Kedua dapur ini mampu memproduksi total sekitar 7.000 porsi makanan bergizi per hari, yang akan didistribusikan kepada pelajar sekolah dasar di sekitar lokasi.
“Setiap porsi makanan dibanderol sekitar Rp15 ribu. Semua fasilitas dan tenaga kerja sudah siap, tinggal menunggu verifikasi dari pusat agar program berjalan lancar,” jelas Surya.