KURASI MEDIA – Perseteruan diantara Nikita Mirzani dan Reza Gladys masih berlanjut. Terbaru, Nikita Mirzani menghadiri sidang perdana atas kasus yang diperkarakan Reza Gladys.
Sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tersebut dihadiri oleh Nikita Mirzani. Ia diperkarakan atas dugaan pengancaman, pemerasan, dan tindak pidana penipuan uang (TPPU) bersama asistennya, Mail Syahputra.
Mengenakan kemeja putih dan rompi tahanan, serta pergelangan tangan yang diborgol, Nikita tiba di pengadilan sekitar pukul 10.00 WIB. Di hadapan awak media, Nikita mengaku sudah siap mendengarkan dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang dilayangkan padanya.
Baca Juga:Dimas Anggara Buka Suara Setelah Insiden Tampar Kiesha Alvaro di Lokasi SyutingCara Membuat Garlic Bread Lezat untuk Sarapan Pagi yang Cepat
Perempuan yang akrab disapa ‘Nyai’ itu melenggang sambil tersenyum sepanjang ruang tahanan jaksa. Menurut keterangan, hal ini tak lepas dari dukungan putri sulungnya, Laura.
“LM (panggilan akrab Laura) katanya ‘Ami semangat terus LM doain yang terbaik,” kata Nikita.
Ketika ditanya oleh awak media, ia mengaku sudah siap bertemu dengan Reza Gladys. Ia juga berpesan kepada sang dokter. “Si Reza ratu flexing, ya pakailah harta bendamu nanti di persidangan ya,” ujar Nikita.
Nikita Mirzani telah di tahan sejak 4 maret 2025 lalu di Polda Metro Jaya bersama asistennya Mail Syahputra. Sebagai informasi, kasus ini berawal saat Reza Gladys menghubungi asisten Nikita untuk menyelesaikan konflik tentang pernyataan Nikita yang diduga mencemarkan nama baik produk skincare milik Reza.
Pihak Nikita diduga meminta uang sebesar Rp 5 miliar sebagai uang tutup mulut. Menyetujui hal tersebut, pihak Reza kemudian bersedia untuk mentransfer Rp 4 miliar secara bertahap. Tak lama setelah mentransfer uang tersebut, pihak Reza melaporkan Nikita.
Dalam keterangan tertulis, Reza mengklaim jika ia setuju untuk mentransfer uang karena dirinya merasa tertekan dan diancam. Nikita dan asistennya, Mail Syahputra kemudian dilaporkan atas dugaan pemerasan, pengancaman, dan tindak pidana pencucian uang (TPPU).