Dalam pemaparannya, BPJS Kesehatan Cabang Bandung menjelaskan berbagai topik penting seperti prosedur pendaftaran, tata cara pemanfaatan layanan, jenis pelayanan yang dijamin, mekanisme pengaduan yang tersedia bagi peserta hingga pentingnya melaksanakan Skrining Riwayat Kesehatan satu tahun sekali bagi para peserta yang dalam hal ini para pekerja guna mendeteksi risiko-risiko penyakit yang mungkin dimiliki oleh peserta.
Para peserta juga aktif berdiskusi dan menyampaikan sejumlah pertanyaan seputar kendala yang dihadapi di lapangan, baik dari sisi pelayanan fasilitas kesehatan (faskes) maupun kepesertaan.
Menambahkan perspektif dari Pemerintah Daerah, Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Dinas Ketenagakerjaan Kota Bandung, Mery turut menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya edukasi bagi pekerja.
Baca Juga:Terus Perluas Pemahaman Masyarakat, BPJS Kesehatan Gelar Sosialisasi JKN di Kecamatan +CicendoBPJS Kesehatan dan Pemkot Bandung Bersinergi Pertahankan Status UHC Prioritas
“Kegiatan Sosialisasi ini sangat penting agar pekerja mendapatkan informasi langsung dari sumber yang kompeten. Pemerintah Kota Bandung mendorong seluruh perusahaan dan serikat pekerja untuk lebih aktif mendukung kepatuhan terhadap regulasi ketenagakerjaan, termasuk terkait jaminan sosial tenaga kerja,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa Dinas Ketenagakerjaan akan terus bersinergi dengan BPJS Kesehatan dalam pengawasan dan pembinaan perusahaan, agar seluruh pekerja di Kota Bandung dapat terlindungi jaminan kesehatannya secara menyeluruh.
Dalam kesempatan ini juga dihadiri oleh perwakilan serikat pekerja, salah satunya adalah Wagiyanto perwakilan dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI).
Ia turut mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, banyak pekerja yang masih membutuhkan penjelasan rinci mengenai manfaat Program JKN, terutama terkait pelayanan di faskes.
“Kegiatan ini membuka ruang dialog yang sehat dan konstruktif antara pekerja, penyelenggara program, dan pemerintah. Kami berharap kegiatan seperti ini bisa menjadi agenda rutin agar pemahaman di lapangan semakin meningkat,” jelas Wagiyanto. (*)