KURASI MEDIA – Peringatan keras dikeluarkan Kantor Media Pemerintah (GMO) setelah mereka menemukan narkotika dalam bantuan tepung yang didistribusikan melalui pusat bantuan yang didukung Israel dan Amerika Serikat.
Temuan berupa pil Oxycodone, sejenis obat golongan analgesik opiate (narkotik) yang diselundupkan lewat bantuan tepung ini menuai kecamana dari pejabat Gaza. Para pejabat di gaza menyebut jika temuan ini merupakan rencana sistematis untuk meracuni penduduk dengan alasan bantuan kemanusiaan.
GMO menyebut jika tindakan ini merupakan upaya sistematis dan senjata psikologis agar warga menjadi ketergantungan obat. “Kejahatan ini lebih dari sekadar kriminalitas—ini adalah taktik perang yang ditujukan untuk menghancurkan struktur sosial masyarakat Palestina,” tegas GMO.
Baca Juga:Damai! Sekda Herman dan Wagub Erwan Resmi BaikanUnggah Momen di Paris, Maia Dapat Simpati Netizen Usai Diserang Mantan Suami
Temuan adanya narkotika ini terungkap oleh seorang apoteker di Gaza bernama Omar Hamad. Omar dan rekan-rekannya menemukan pil Oxycodone dalam setidaknya empat karung bantuan. Obat ini tergolong obat yang sangat adiktif dan dapat menyebabkan depresi pernapasan (hipoventilasi), kerusakan system syaraf hingga gangguan kesadaran.
Dari kejadian, komite anti-narkoba Gaza meminta warganya untuk mewaspadai bantuan yang berasal dari As-Israel (GHF). Menurut keterangan, GMO mencatat setidaknya dalam satu bulan terakhir bantuan yang berasal dari GHF telah menyebabkan sekitar 549 kematian dan melukai 4.066 orang.
Selain itu, GMO juga meminta rakyat Palestina untuk memeriksa semua bantuan yang berasal dari jalur tidak resmi. Mereka juga diminta untuk segera melapor jika menemukan zat asing dalam bantuan yang disalurkan.
Lebih lanjut, GMO juga meminta penghentian bantuan yang bukan berasal dari pengawasan lembaga resmi seperti UNRWA. Lewat kejadian ini, GMO meminta PBB, Dewan HAM dan Mahkamah Pidana Internasional untuk menutup pusat-pusat bantuan Israel-AS dan memastikan jalur bantuan yang aman bagi warga Gaza yang kini tengah dilanda kelaparan. **