KURASI MEDIA – Jenazah Juliana Marins, wisatawan asal Brasil yang ditemukan tewas usai terjatuh di Gunung Rinjani, telah tiba di negara asalnya dan disambut haru oleh pihak keluarganya.
Tetapi, alih-alih menutup duka. Ketibaan jenazah Juliana Marins justru kembali membuka kembali pernyataan besar.
Pihak keluarga, secara resmi meminta untuk dilakukan autopsi ulang guna memastikan penyebab kematian Juliana Marins sebagaimana dilansir dari Globo.
Baca Juga:Siapa Agam Rinjani? Sosok yang Jadi Idola Warganet Brasil Usai Evakuasi Juliana MarinsKisruh! Warganet Brasil VS Indonesia Saling Serang soal Jatuhnya Juliana Marins di Gunung Rinjani
Permintaan ini didasarkan pada ketidakjelasan isi surat kematian yang diterbitkan oleh Kedutaan Besar Brasil di Jakarta.
Sebagaimana penuturan pihak keluarga, dokumen tersebut tidak menyebutkan secara rinci waktu ataupun penyebab pasti kematian.
Sebelumnya diketahui Juliana Marins sedang melakukan perjalanan keliling Asia Tenggara sebagai backpacker.
Pada akhir Juni 2025, ia dilaporkan terjatuh ke jurang sedalam lebih dari 100 meter di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.
Tim SAR membutuhkan waktu berjam-jam untuk mengevakuasi tubuhnya dari medan terjal dan curam.
Pesan Juliana Marins untuk keluarga
Beberapa minggu sebelum kejadian, Juliana sempat mengirim pesan yang kini terasa memilukan bagi keluarganya. Dalam salah satu pesan, ia menuliskan:
“Mami, aku sangat mencintaimu. Hatiku hancur saat kita berpisah,” tulis Juliana Marins sebagaimana dilansir Daily Beast.
Baca Juga:Tragedi di Rinjani: Pendaki Asal Brasil Juliana Marins (26) Tewas Usai Terjatuh dari Ketinggian 600 MeterPendaki Juliana Marins Jatuh di Gunung Rinjani, Warganet Brasil Geruduk Instagram Prabowo
“Sebenarnya, hanya itu yang membuatku khawatir: membuatmu, papi atau adikku kecewa. Selain itu, aku tidak terlalu takut, apalagi terhadap masalah,” tambahnya.
Dalam pesannya, Juliana Marins menggambarkan ibunya, Estela Marins sebagai sosok tangguh yang tak pernah ragu mengambil risiko demi mengejar impian-sifat yang katanya ia juga warisi.
Pesan terakhir sebelum kematiannya, pun menyentuh hati keluarganya: “Aku sangat mencintai kalian semua! Dan aku akan selalu bersyukur atas semua dukungan, perhatian dan kasih saying. Itulah yang membuatku tidak takut,” tulisnya.
Dengan membawa harapan akan kejelasan dan keadilan, keluarga kini menantikan hasil autopsi ulang di Brasil. Sembari mengenang Juliana, sebagai sosk berani yang pergi menjelajahi dunia namun tak pernah kembali. (*)