Guide yang Membawa Juliana Marins Mendaki Gunung Rinjani Dikabarkan Kena Blacklist

Potret Juliana Marins, Pendaki yang terjatuh dari Gunung Rinjani
Potret Juliana Marins, Pendaki yang terjatuh dari Gunung Rinjani (foto: dokumen keluarga via BBC Indonesia)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Persoalan mengenai kematian pendaki asal Brazil di gunung Rinjani masih berlanjut. Kabar terbaru, pemandu gunung atau guide yang membawa Juliana saat naik gunung dikabarkan masuk dalam daftar hitam alias di-blacklist.

Kabar ini disampaikan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Yarman pada Kamis (3/7/2025) selepas menghadiri acara Bincang Kamisan di Kantor Pemprov NTB.

“Ya, di-blacklist. Sambil kami lihat proses yang sedang berjalan,” ungkap Yarman. Yarman juga menyampaikan bahwa ia akan mengecek sertifikasi atau lisensi pemandu yang membawa Juliana Marins saat itu. Mengingat, hanya sekitar 300 dari 661 pemandu yang sudah terlisensi sebagai guide pendakian di Gunung Rinjani.

Baca Juga:Perlengkapan Makanan untuk Pendakian: Apa Saja yang Perlu Dibawa?Indonesia Terancam Digugat Brasil atas Kematian Juliana Marins di Gunung Rinjani

Selain itu, menurut Yarman, lisensi guide perlu dilakukan oleh pemerintah yakni Dinas Pariwisata NTB.

“Separuh sudah dapat lisensi, tapi dalam proses ke depan kita sudah persiapkan bersama-sama dengan teman-teman dari Dinas Pariwisata untuk proses lisensi,” ungkap Yarman.

Yarman juga menambahkan jika TNGR berencana mengubah branding wisata Gunung Rinjani menjadi mounteneering dari yang semula tracking.

“Ini perlu kami sosialisasi ke tour operator (TO) untuk menjual paket mounteneering, bukan tracking,” kata Yarman.

Sebelumnya, Juliana Marins dilaporkan jatuh ke jurang Cemara Nunggal, jalur ke puncak Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025). Menurut keterangan, Juliana melakukan pendakian bersama 6 orang rombongan dan guide serta 2-3 orang porter.

Yarman mengatakan jika tim evakuasi SAR gabungan telah berusaha semaksimal mungkin mengevakuasi Juliana dari dalam jurang sedalam 600 meter. Namun, kendala seperti topografi dan cuaca yang tidak menentu menjadi kendala dalam proses penyelamatan.

“Kami, tim evakuasi SAR gabungan, sudah melakukan yang terbaik. Dari awal mulai jatuh, kami sudah mempersiapkan tim sampai lima hari berturut-turut baru bisa naik. Upaya-upaya itu sudah kami lakukan semaksimal mungkin,” ungkap Yarman. **

0 Komentar