KURASI MEDIA – Pemerintah tengah bersiap meluncurkan Sekolah Rakyat, sebuah program pendidikan berbasis asrama yang dirancang khusus untuk anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Peluncuran ini dijadwalkan pertengahan Juli 2025 dan menjadi bagian dari upaya strategis menekan kesenjangan akses pendidikan di Indonesia.
Lantas, apa perbedaan Sekolah Rakyat dengan sekolah biasa? Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Fokus pada Anak Miskin Ekstrem (Desil 1 & 2)
Sekolah Rakyat ditujukan secara khusus bagi anak-anak dari keluarga dengan kategori termiskin berdasarkan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), terutama desil 1 dan 2. Sementara sekolah biasa terbuka untuk semua kalangan, Sekolah Rakyat secara selektif memprioritaskan mereka yang paling rentan terhadap putus sekolah.
2. Berbasis Asrama dan Gratis 100%
Baca Juga:Tarif Impor Trump Ancam Ekspor RI, Pemerintah Siapkan Strategi Tanggulangi DampaknyaAkhirnya! Sekolah Rakyat Dibuka Juli, Gus Ipul Pastikan Tak Ada Lagi Anak Putus Sekolah
Berbeda dari sekolah biasa, Sekolah Rakyat menerapkan sistem full boarding (asrama penuh). Seluruh kebutuhan siswa – termasuk makan, seragam, perlengkapan sekolah, tempat tinggal, hingga biaya pendidikan – ditanggung pemerintah secara gratis.
3. Kurikulum Didesain Khusus: Akademik + Karakter
Kurikulum Sekolah Rakyat tidak hanya memuat pelajaran umum, tetapi juga diperkuat dengan:
- Talent mapping (pemetaan bakat siswa)
- Pendidikan karakter & spiritualitas
- Nasionalisme dan literasi
- Ekstrakurikuler berbasis bakat
Tujuannya bukan hanya mendidik secara akademik, tetapi juga membentuk pribadi tangguh dan mandiri.
4. Guru Diasramakan & Pendidikan Berbasis Komunitas
Guru di Sekolah Rakyat tidak hanya mengajar, tapi juga mendampingi siswa sehari-hari karena tinggal di asrama yang sama. Hal ini menciptakan pendekatan yang lebih personal dan penuh pengawasan.
5. Lingkungan Sekolah Terintegrasi dengan Revitalisasi Sosial
Pemerintah juga melakukan pemberdayaan ekonomi orang tua siswa, renovasi rumah, dan perbaikan lingkungan di sekitar sekolah. Sekolah Rakyat bukan hanya mendidik anak, tapi juga menjadi katalisator perbaikan ekonomi dan sosial di komunitas miskin.
6. Target Luas: 200 Titik Sekolah Rakyat Seluruh Indonesia
Program ini tidak berhenti di Jakarta. Pemerintah menargetkan 200 Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia, menjangkau 10.000+ siswa, dengan lebih dari 2.000 guru dan ribuan tenaga kependidikan yang dilatih secara khusus.
Sekolah Rakyat hadir bukan sekadar lembaga pendidikan, tetapi sebagai ruang pemulihan dan pemberdayaan untuk generasi muda Indonesia dari keluarga termiskin. Dengan konsep asrama, kurikulum menyeluruh, dan dukungan penuh negara, Sekolah Rakyat menjadi terobosan pendidikan inklusif yang menjanjikan masa depan lebih baik bagi anak-anak yang selama ini terpinggirkan. (*)