KURASI MEDIA – Kelompok Hamas menyatakan kesiapannya untuk kembali ke meja perundingan gencatan senjata demi menghentikan eskalasi konflik yang masih berlangsung di Jalur Gaza. Kabar ini menjadi angin segar di tengah krisis kemanusiaan yang memburuk sejak serangan terbaru Israel pada awal Juni 2025.
Langkah ini menjadi respon terhadap usulan gencatan senjata selama 60 hari yang sebelumnya sudah disetujui oleh Israel. Mediator internasional seperti Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat turut berperan aktif dalam mendorong tercapainya kesepakatan damai.
Mengapa Hamas Siap Berunding?
Hamas menyebut bahwa mereka “memberikan respon positif” terhadap usulan gencatan senjata yang bertujuan mengakhiri penderitaan warga sipil dan membuka akses bantuan kemanusiaan. Dalam pernyataan resminya, Hamas juga menyampaikan:
Baca Juga:Krisis Kemanusiaan di Sudan 2025: Kelaparan, Pengungsian, dan Wabah Penyakit MeluasTrump Umumkan Israel Setuju Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza, Peringatkan Hamas
Dukungan terhadap pembebasan sandera dan pertukaran tahananPermintaan penarikan pasukan Israel dari Koridor Morag, wilayah strategis yang menjadi titik krusial perundinganSeruan agar agresi militer Israel dihentikan secara permanen
Apa Isi Usulan Gencatan Senjata?
Proposal yang dibahas dalam perundingan mencakup:
- Jeda 60 hari untuk menghentikan serangan dan membebaskan sandera
- Distribusi bantuan kemanusiaan ke wilayah terdampak di Gaza
- Negosiasi lebih lanjut menuju gencatan senjata jangka panjang
- Pengawasan internasional agar kesepakatan berjalan adil dan konsisten
Dukungan Internasional
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, turut mendorong perundingan ini. Dalam pernyataannya, Trump menyebut gencatan senjata adalah satu-satunya jalan agar “kondisi tidak makin memburuk” di Gaza.
Negara-negara Arab seperti Qatar dan Mesir juga memediasi dengan intens, dengan beberapa diplomat senior sudah berada di Doha untuk menjembatani posisi Hamas dan Israel.
Dampak Positif Jika Gencatan Senjata Terjadi
Jika disepakati, gencatan senjata ini dapat membawa sejumlah perubahan penting:
- Mengurangi jumlah korban jiwa dari kalangan warga sipil
- Membuka akses masuknya bantuan medis dan logistik
- Memulihkan ekonomi lokal di Gaza yang hancur akibat perang
- Menjadi langkah awal menuju perdamaian permanen
Kesiapan Hamas untuk kembali berunding membuka peluang nyata bagi perdamaian jangka pendek di Gaza. Meskipun tantangan diplomatik masih ada, dukungan internasional yang solid dapat menjadi penentu keberhasilan perundingan.