Wali Kota Farhan Sebut Satu Jalanan Ini Paling Parah, Bikin Bandung jadi Kota Termacet?

Foto Ilustrasi Wali Kota Bandung Farhan
Foto ilustrasi Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan saat ditemui awak media ( Sumber: Sadam/ Dokumen Jabar Ekspres)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan mengakui kemacetan menjadi salah satu masalah serius di Kota Kembang. Bahkan Bandung menjadi kota termacet di Indonesia dan berada pada peringkat 12 di dunia.

Menurut survei TomTom Traffic Index 2024, perusahaan teknologi navigasi itu menyebutkan rata-rata waktu tempuh perjalanan sejauh 10 kilometer di Kota Bandung yakni 33 menit.

Sedangkan berdasarkan data Pemkot Bandung, Farhan mengatakan kemacetan paling parah terjadi di Jalan Soekarno-Hatta (Bypass) yang menjadi gerbang Kota Bandung.

Baca Juga:Wali Kota Farhan Bakal Hapus Trayek Angkot Bandung, Bagaimana Respons Organda?Wali Kota Farhan Sulap Wajah Teras Cihampelas Jadi Kinclong, Benarkah Batal Dibongkar?

“Macetnya dari pukul 6 pagi sampai pukul 10 lalu mulai lagi dari pukul 4 sore sampai pukul 8 malam, ini sudah jadi rutinitas,” kata Farhan dikutip dari sumber kredibel, Kamis (10/7/2025).

Pola kemacetan yang berbeda, lanjut dia juga terjadi di tiga titik lain Kota Bandung lainnya. Misalnya di Jalan Ir.H.Juanda (Dago), Sukajadi dan Setiabudi.

Ketiga jalur di arah utara Bandung itu, hanya mengalami kepadatan kendaraan pada pukul 16.00-20.00.

“Ini menarik, ada perilaku mobillitas warga Bandung yang khas. Namun, datanya belum lengkap, jadi kami masih banyak asumsi,” tambah Farhan.

Lebih lanjut Wali Kota Farhan mengaku ingin lebih lanjut mengenal hasil survei dari TomTom, sehingga dapat melakukan penanganan kemacetan di Kota Bandung dengan pendekatan berbasis data.

Sementara saat ini, Pemkot Bandung masih mencoba melacak pengelola TomTom.

“Kalau bisa ketemu dengan TomTom ini, saya undang secara terbuka. Kita kerja sama antara Pemerintah Kota dengan lembaga tersebut untuk mengurangi kemacetan,” ujar Farhan.

“Siapa tahu ini, bisa jadi bagian dari sistem digital. Bahkan big data dan blockchain,” pungkasnya.

Baca Juga:Teras Cihampelas Dinilai Gagal Fungsi, Wali Kota Bandung akan Bahas Usulan PembongkaranBanyak Satwa Mati, Wali Kota Farhan Soroti Polemik Pengelolaan Bandung Zoo

Terakhir Farhan menegaskan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, untuk memahami perilaku transportasi masyarakat di Kota Bandung dan sekitarnya secara lebih mendalam.

Pemkot Bandung akan juga terbuka dalam melakukan kerja sama teknologi terkait berbasis data dalam atasi kemacetan.

“Sudah saatnya Kota Bandung terbuka terhadap berbagai macam bentuk kerja sama. Khususnya dalam platform teknologi digital, salah satunya untuk mengatasi kemacetan,” tutup Wali Kota Bandung Muhammad Farhan.

0 Komentar