Pelajar SMA di Garut Tewas Bunuh Diri, Diduga Alami Perundungan dan Tekanan Akademik

Seorang siswa dilaporkan bunuh diri diduga karena dibully
Seorang siswa SMA di Kabupaten Garut dilaporkan bunuh diri diduga karena dibully (ilustrasi: freepik.com)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Seorang siswa SMA di Kabupaten Garut, Jawa Barat dilaporkan meninggal dunia karena menjadi korban perundungan. Korban berinisial P ditemukan meninggal dunia di dalam kamar rumahnya pada Senin (14/5/2025).

Kasus mencuat setelah ibu korban membagikan kisah mengenaskan ini di media sosial. Dalam video, korban mengaku kerap mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan dari teman-temannya di kelas. Ketika ditanya kenapa tidak melawan, korban berdalih jika dia takut menimbulkan masalah baru.

Korban Memiliki Gejala Kerentanan Psikologis

Guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah korban menuturkan jika ternyata P memiliki kerentanan psikologis. Rangga Puji Widiarestadi selaku guru BK menyebut, jika P jarang mengerjakan tugas sekolah. Hal inilah yang kemudian mendapat perhatian pihak sekolah.

Baca Juga:Jadwal Sholat di Bandung Hari Ini, Kamis 17 Juli 2025Singkatan-singkatan Bahasa Inggris yang Perlu Dikuasai Gen-z

“Dari segi kehadiran, tidak ada masalah. Dia tergolong rajin masuk sekolah. Namun, gejala kerentanannya muncul dari respons terhadap tugas-tugas sekolah,” ungkap Rangga. Ia juga menambahkan, selain dinilai tertutup, Rangga juga kerap mengeluh tak bisa mengerjakan tugas yang diberikan.

“Ketika menghadapi tantangan, dia cenderung cepat menyerah. Misalnya, saat diberi tugas yang dianggap sulit, reaksinya seperti, ‘ah udah weh’, seolah langsung menyerah begitu saja,” kata Rangga. Meski begitu, perilaku Rangga yang murung di kelas ini masih membutuhkan diagnosis lebih menyeluruh.

Rangga juga menuturkan jika pihak sekolah telah melakukan komunikasi dengan pihak keluarga. Meski hanya dua kali, Rangga menyebut jika komunikasi lewat guru kelas dan guru mata pelajaran juga cukup intens dilakukan.

Korban Dibully Karena Dituduh Melaporkan Temannya yang Nakal

Dalam unggahan video sang ibu, disebutkan bahwa anaknya dibuli karena dituduh melaporkan teman-temannya yang menggunakan vape di kelas. Selain itu, menurut informasi, sang anak dinyatakan tidak naik kelas oleh pihak sekolah. Jika sang anak ingin melanjutkan naik ke kelas 11, maka diharuskan untuk pindah sekolah.

Kasus ini mendapat perhatian luas, termasuk Wakil Bupati Garut Putri Karlina. Putri meminta pihak keluarga untuk melaporkan kasus perundungan ini ke Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Pemda Garut.

0 Komentar