3 Efek Buruk Pakai Jasa Joki Strava Menurut Psikolog, Nomor 2 Wajib Diwaspadai

Ilustrasi orang menggunakan aplikasi strava
Ilustrasi orang menggunakan aplikasi Strava (Sumber: Stava.com)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Media sosial kembali ramai dengan kemunculan joki Strava yang ternyata masih banyak peminatnya. Munculnya fenomena ini, membuat pakar mengungkapkan dampak negatif dari pengguna jasa lari tersebut.

Bukan tanpa alasan, alih-alih niat olahraga, sebagian orang menggunakan momen ini sebagai ajang FOMO.

Konsultan psikolog di Tabula Arnold Lukito mengatakan joki Strava sendiri sebenarnya sah-sah saja untuk dilakukan, selama cara mereka mencari uang halal dan tidak merugikan orang lain.

Baca Juga:Berapa Tarif Sewa Joki Strava, Benarkah di bawah Rp500 Ribu?Wah! Penghasilan Joki Strava Gak Main-main, Sekali Lari Bisa Raih Rp300.000

Hanya saja, menurutnya ada dampak psikologis yang buruk untuk pengguna joki Strava ini.

“Dampak buruknya ya terutama adalah mereka jadi terbiasa mengejar gratifikasi instan, yang tentunya bisa membawa berbagai dampak negatif,” ujar Arnold dikutip dari sumber kredibel, Jumat (18/7/2025).

Adapun dampak buruk itu menurut Arnold ada 3, antara lain sebagai berikut:

1. Impulsif

Kebiasaan mengejar gratifikasi instan, bisa membuat seseorang lebih mudah membuat keputusan yang impulsif tanpa memikirkan konsekuensinya.

Ini bisa mengakibatkan masalah keuangan, hubungan atau bahkan kesehatan.

2. Kurang disiplin dan motivasi

Kebiasaan ini, bisa membuat seseorang mudah tergoda dengan kesenangan jangka pendek. Mereka juga jadi mengabaikan tujuan jangka panjang.

Hal ini menyebabkan, mereka kurang disiplin dalam menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan.

3. Tingkat kecemasan dan stres makin tinggi

Ketika seseorang sudah terbiasa mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan instan, akan lebih mudah merasa cemas dan stres ketika harus menunggu untuk sesuatu.

Hal ini dapat menyebabkan, mereka mudah frustasi dan tidak sabar.

Baca Juga:Apa Itu Tren Strava Kulkas yang Viral di TikTok? Kok Jadi Kontroversi SihDokter Sebut Tiga Bahan Berbahaya Rokok Elektrik yang Berikan Efek Buruk pada Kesehatan 

Lantas apa yang harus dilakukan?

Menurut Arnold, ketimbang ikut FOMO dan mengejar sesuatu secara instan. Ia menyarankan untuk memulai delaying gratification atau menunda kesenangan yang sifatnya instan.

“Sudah banyak penelitian yang mendukung manfaat delaying gratification ini. Misalnya ini berkaitan dengan aktivitas otak yang efeknya bisa berdampak pada control diri dan perencanaan,” tambahnya.

Lebih lanjut ia mengatakan tidak ada salahnya untuk membutuhkan validasi. Hanya saja semua validasi membutuhkan proses, bukan didapat dengan cara instan yang dampaknya bisa memicu ‘kurangnya motivasi’pada diri sendiri.

0 Komentar