KURASI MEDIA – Belum lama ini kembali ramai soal kemunculan joki Strava di media sosial. Sebagaimana diketahui Strava memungkinkan pelari untuk terhubung dengan komunitas global.
Selain itu para pelari banyak yang menggunakan aplikasi bernama Stava, hal itu dilakukan agar lebih mudah memantau kecepatan dan mengunggahnya di media sosial.
Menanggapi fenomena yang tengah ramai di media sosial, dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hudaniah menjelaskan bahwa joki Strava merupakan istilah untuk menggambarkan seseorang yang dibayar dalam menjalankan aktivitas olahraga atas nama orang lain.
Baca Juga:3 Efek Buruk Pakai Jasa Joki Strava Menurut Psikolog, Nomor 2 Wajib DiwaspadaiBerapa Tarif Sewa Joki Strava, Benarkah di bawah Rp500 Ribu?
“Fenomena ini mirip dengan praktik ‘joki tugas’ di dunia pendidikan, di mana seseorang membayar orang lain untuk menyelesaikan tugas atau ujian mereka,” ujarnya dilansir dari sumber kredibel Selasa (22/7/2025).
Mengapa orang-orang memakai jasa joki Strava
Hudaniah meninjau fenomena ini dari sisi psikologis. Menurut keilmuan, salah satu dorongan utama di balik penggunaan Strava adalah kebutuhan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik setiap harinya.
Tetapi seringkali pencapaian ini kerap dibandingkan dengan orang lain. Lebih lanjut, media sosial memiliki peran penting dalam joki Strava.
Dengan platform seperti Strava, setiap orang memiliki peluang untuk dilihat dan diapresiasi oleh komunitasnya.
“Setiap orang memiliki kebutuhan untuk need for exhibition, untuk diketahui kehadirannya dan mendapat pengakuan dari orang lain dengan harapan dapat diapresiasi positif,” ujarnya.
“Sehingga, ini menciptakan peluang pasar bagi penjoki yang mana transaksi joki Strava dapat terjadi,” jelas Kepala UPT. Bimbingan dan Konseling itu.
Hudaniah menjelaskan fenomena ini semacam flexing (pamer) dalam bentuk laporan hasil olahraga. Menurutnya fenomena joki Strava, sebatas angan-angan yang ingin diperlihatkan tapi palsu.
Baca Juga:Wah! Penghasilan Joki Strava Gak Main-main, Sekali Lari Bisa Raih Rp300.000Macam-Macam Lari Maraton dan Tingkatannya yang Perlu Kamu Tahu!
Tindakan tersebut membawa konsekuensi psikologis yang serius. Individu yang memanipulasi hasil, kemungkinan besar mengalami peningkatan kecemasan dan kekhawatiran “rahasia”nya akan diketahui orang lain.
Meski demikian Hudaniah mengatakan, fenomena joki Strava tidak akan bertahan lama, seperti halnya tren-tren yang pernah booming sebelumnya.
Namun, penting bagi masyarakat, untuk tidak tergoda oleh fenomena ini.