KURASI MEDIA – Setelah Pemkot Bandung, kini giliran Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir yang memberikan izin untuk sekolah-sekolah dalam melaksanakan kegiatan study tour, dengan syarat lokasinya harus berada di wilayah Jawa Barat.
Adapun pernyataan ini disampaikan langsung oleh Donny, kepada awak media di Sumedang pada Rabu (23/7/2025).
Di hadapan awak media, Dony menegaskan bahwa Pemkab Sumedang mendukung pelaksanaan study tour, dengan syarat tidak ada unsur paksaan dari pihak sekolah.
Baca Juga:Ribuan Pekerja Pariwisata Demo di Gedung Sate, Tuntut Pencabutan Larangan Study TourBerbeda dari Dedi Mulyadi, Begini Alasan Farhan Tak Melarang Kegiatan Study Tour di Bandung
“Silakan, selama (study tour) di wilayah Jawa Barat, tidak keluar dari provinsi,” ujar Dony dilansir dari sumber kredibel, Kamis (24/7/2025).
Lebih lanjut, Dony memaparkan bahwa Pemkab Sumedang juga menghormati Surat Keputusan (SK) Gubernur Jawa Barat yang melarang kegiatan study tour.
“Setiap kebijakan itu pasti ada pro-kontranya. Saya juga sudah lihat postingan Pak Gubernur di media sosial. Tapi selama tidak ada unsur paksaan dan wisatanya di wilayah Jabar, silakan saja,” pungkasnya.
Dony pun menambahkan bahwa dengan adanya kegiatan study tour di Jawa Barat, akan membantu sektor pariwisata provinsi tersebut.
“Dengan wisatanya di Jawa Barat, pariwisata akan tetap hidup dan persebaran ekonomi di Jawa Barat tetap tumbuh,” sambung Dony.
Keputusan ini pun diharapkan dapat memberikan dampak positif, bagi industri pariwisata lokal serta mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah Jawa Barat.
Sebagai tambahan, sebelumnya Wali Kota Bandung Muhammad Farhan memaparkan bahwa pelarangan total terhadap kegiatan study tour dikhawatirkan akan berdampak besar kepada sektor pariwisata
Baca Juga:Respon Dedi Mulyadi soal Aksi Demo Bus Pariwisata: Larangan Study Tour Tetap BerlakuTawuran Pelajar di Sumedang, Belasan Orang Diamankan Polisi
Mengingat industri wisata saat ini sedang dalam tekanan dan kegiatan study tour bisa menjadi salah satu penggerak ekonomi, baik bagi destinasi wisata, UMKM, maupun operator transportasi dan penginapan.
“Sangat (berpengaruh pendapatan), cek ke Saung Udjo jangan tanya saya,” ujar Farhan.
Ia pun berpandangan, bahwa Kota Bandung sebagai metropolitan seharusnya tidak perlu membatasi mobilitas, baik keluar ataupun masuknya pelajar dalam konteks wisata edukatif.
Farhan juga menyambut baik, apabila sekolah dari luar Kota Bandung atau lintas provinsi ingin mengadakan study tour ke ‘Bumi Parahyangan’.