'De Oost', Film Sejarah Indonesia dari Kacamata Belanda

Film sejarah \'De Oost (The East)\'
Film sejarah \'De Oost (The East)\'
0 Komentar

KURASI MEDIA – Atmosfir kemerdekaan akan semakin terasa jika kamu mengulik sejarah. Salah satu caranya yakni lewat film. Film-film bertema kemerdekaan tampaknya pas untuk membangun jiwa nasionalisme dan mengenang perjuangan para pahlawan.

Salah satu film yang patut ditonton Adalah film Sejarah berjudul De Oost (The East). Film dengan latar belakang pendudukan Belanda ini mengandung banyak hal menarik yang sayang jika dilewatkan.

Sinopsis Film De Oost

Jika kamu ingin melihat sejarah dari sudut pandang yang berbeda, De Oost bisa kamu coba. Jika kebanyakan film kemerdekaan mengambil sudut pandang rakyat Indonesia, di film ini sebaliknya. Kamu disuguhi cerita sejarah penjajahan Belanda dengan POV Belanda.

Baca Juga:Wednesday Season 2 Kapan Tayang? ini Jadwal, Sinopsis, dan Daftar Pemain TeranyarFilm My Daughter Is a Zombie Tembus 1,1 Juta Penonton, Bagaimana Sinopsisnya?

Film ini mengisahkan tentang sosok protagonis Bernama Johan De Vries (Martijn Lakemeier) yang merupakan seorang tantara muda Belanda. Ia merupakan anak buah Raymond Westerling (Marwan Kenzari).

Mereka merupakan tentara yang menduduki Sulawesi Selatan. Film ini menyuguhkan aksi pembantaian dan pertikaian antara tantara Belanda dan pasukan anti-gerilya Sulawesi Selatan. Warga kampung yang berusaha membela dibredel habis oleh tantara Belanda.

Terinspirasi dari Peristiwa Pembantaian Westerling

Film ini terinspirasi dari peristiwa pembantaian oleh pasukan Belanda yang dipimpin oleh Raymond Westerling di Sulawesi Selatan pada Desember 1946 hingga Februari 1947. Meskipun terinspirasi dari kisah nyata, sang sutradara, Jim Tahihuttu mengaku jika tokoh utama merupakan karangannya sendiri.

Meski begitu, ia mengaku jika jalan cerita dalam film ia peroleh dari kumpulan jurnal yang ditulis oleh pasukan perang Belanda saat bertempur. Kisah-kisah tersebut yang kemudian disusun hingga menjadi sebuah film.

Sang Sutradara Merupakan Keturunan Maluku

Film ini digarap oleh Jim Taihuttu. Jim Taihuttu merupakan sutradara, penulis naskah, dan salah satu personel grup Yellow Claw. Jim ternyata memiliki darah keturunan Indonesia yakni Maluku.

Menurut salah satu keterangan, proses syuting film ini diwarnai dengan adegan di luar nalar. Salah satu kru disebut harus menghadapi gangguan mistis sehingga ia berlindung di masjid.

Selain gangguan mistis, cobaan alam seperti hujan badai menjadi tantangan tersendiri karena dikabarkan menghanyutkan beberapa perlengkapan syuting.

0 Komentar