Teks Khutbah Jumat 8 Agustus 2025: Pentingnya Persaingan yang Sehat dalam Dunia Kerja

Teks Khutbah Jumat
Ilustrasi persaingan sehat dalam dunia kerja. (Pixabay/Aymanejed)
0 Komentar

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Artinya: “Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” (HR. Bukhari-Muslim).

Hadits ini, sebagaimana dijelaskan oleh Imam An-Nawawi dalam kitab Syarh Muslim, menegaskan bahwa persoalan iman tidak hanya terletak pada aspek ritual, tetapi juga mencakup pada sikap yang menunjukkan empati dan kasih sayang terhadap sesama, termasuk dalam ranah profesional bukan justru merugikan rekan kerja.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Saat bekerja mencari rezeki, seorang muslim hendaknya berkompetisi dengan sehat dan dilarang menyakiti saudaranya. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin menegaskan:

لَا يَحِلُّ لِلْمُسْلِمِ أَنْ يُؤْذِيَ أَخَاهُ فِي طَلَبِ الدُّنْيَا، فَالرِّزْقُ مَقْسُومٌ وَالْعَبْدُ مَأْمُورٌ بِالْأَخْذِ بِالْأَسْبَابِ مَعَ الصِّدْقِ وَالْأَمَانَةِ

Baca Juga:Teks Khutbah Jumat 1 Agustus: Perhatian Islam Terhadap Kesehatan BadanTeks Khutbah Jumat 1 Agustus 2025: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman

Artinya: “Tidak halal bagi seorang Muslim menyakiti saudaranya demi mengejar dunia. Rezeki sudah dibagi, dan ia diperintahkan berusaha dengan jujur dan amanah.”

Keterangan ini menegaskan bahwa persaingan dalam dunia kerja tidak boleh menjadi alasan untuk berbuat curang, menebar fitnah, atau menjegal sesama. Sebab pada akhirnya yang menentukan hasil adalah Allah, bukan semata dari usaha yang dilakukan dengan cara yang licik.

Dalam kitab Tafsir Ibnu ‘Asyur disebutkan bahwa keadilan dan etika adalah inti dalam relasi sosial Islam, termasuk dalam pekerjaan. Bahkan seseorang tidak layak mendapat keberhasilan jika ia sampai melukai hak dan martabat orang lain.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Dikisahkan pada masa khalifah Sayyidina ‘Umar bin Khattab radillahu‘anhu, ada seorang pegawai yang selalu mendukung rekan kerjanya agar maju bersama.

Ketika ditanya alasannya, ia berkata: “Jika satu sukses dan lainnya hancur, itu bukan kejayaan. Aku ingin kita semua diberi keberkahan.” Sikap ini justru membuatnya dipercaya dan diangkat dalam posisi penting karena amanah dan kejujurannya.

Selanjutnya, ada juga seorang karyawan yang justru mendukung keberhasilan rekan kerjanya. Ketika ditanya alasannya, ia berkata: “Aku ingin rezeki mereka juga berkah.” Karena sikap itu, ia diangkat jabatannya.

Mengingat hal tersebut, mari kita tanamkan persaingan yang positif dengan cara meningkatkan kualitas kerja, menghormati rekan, dan menjauhi intrik. Rasulullah Saw, bersabda:

إِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ

Baca Juga:Teks Khutbah Jumat 25 Juli 2025: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi BiasaTeks Khutbah Jumat 25 Juli 2025: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat Bagi Sesama

Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai jika salah seorang dari kalian melakukan pekerjaan, ia melakukannya dengan itqan (sebaik-baiknya)” (HR. Baihaqi).

0 Komentar