KURASI MEDIA – Pemerintah dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) tengah membahas rencana restrukturisasi organisasi TNI sebagai bagian dari upaya modernisasi dan peningkatan efektivitas pertahanan negara. Wacana ini menjadi sorotan publik setelah disebutkan dalam agenda reformasi kelembagaan sektor pertahanan yang dipaparkan pada awal Agustus 2025.
Kepala Staf TNI, Jenderal Agus Subiyanto, menjelaskan bahwa restrukturisasi ini bertujuan menyesuaikan struktur organisasi TNI dengan kebutuhan pertahanan modern, termasuk perkembangan teknologi militer dan ancaman non-konvensional. “Restrukturisasi tidak berarti pengurangan personel, melainkan penataan agar lebih responsif terhadap tantangan masa depan,” ujarnya, Senin (11/8).
Beberapa poin yang dibahas dalam restrukturisasi meliputi penyesuaian komando dan satuan, penguatan satuan siber, penambahan kekuatan di wilayah perbatasan, serta peningkatan integrasi matra darat, laut, dan udara. Pemerintah menilai langkah ini penting agar TNI mampu beroperasi secara efektif di tengah dinamika geopolitik kawasan, khususnya di Indo-Pasifik.
Baca Juga:Ingin Jadi TNI? Hindari Hal-hal Ini agar Lolos SeleksiDedi Mulyadi Beberkan Alasan Libatkan TNI-Polri dalam MPLS 2025, Begini Katanya
Pengamat militer dari Universitas Pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie, menilai restrukturisasi harus dibarengi dengan reformasi doktrin dan peningkatan kualitas SDM TNI. “Jika hanya mengubah struktur tanpa memperkuat kompetensi personel dan alutsista, hasilnya tidak akan maksimal,” katanya.
Masyarakat diminta tidak mengkhawatirkan wacana ini, sebab prosesnya akan dilakukan bertahap dan melibatkan konsultasi dengan DPR. Rencananya, draf restrukturisasi TNI akan difinalisasi pada akhir 2025 untuk kemudian diajukan sebagai bagian dari revisi undang-undang terkait pertahanan dan keamanan.
Dengan restrukturisasi ini, pemerintah berharap TNI semakin siap menghadapi ancaman masa depan, sekaligus menjaga kedaulatan dan keamanan negara secara optimal. (**)