Kasus Chikungunya di Jabar Tinggi, Kemenkes Minta Waspada, Ini Gejalanya

chikungunya
Ilustrasi nyamuk penyebab chikungunya (foto: unsplash/@syedmohdali121)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Termasuk negara tropis, tak heran jika Indonesia memiliki banyak nyamuk. Kondisi iklim yang hangat dan lembap sangat mendukung perkembangannya.

Chikungunya belakangan kembali mendapat sorotan usai negara China melaporkan lebih dari 7 ribu kasus ini sedang terjadi. Di Indonesia sendiri, kasus ini meningkat sejak minggu pertama hingga minggu kesembilan tahun 2025.

“Suspek chikungunya pada tahun 2025 mengalami kenaikan drastis dibandingkan minggu yang sama pada 2023 dan 2024,” ungkap Kemenkes RI.

Baca Juga:Contoh Naskah Amanat Pembina Upacara Pramuka Singkat dan PadatPoster Hari Pramuka Nasional 2025 Gratis Siap Unduh, Klik Di Sini!

Kenaikan ini disebabkan beberapa faktor, salah satunya pola musim hujan yang cukup sulit diprediksi. Sementara itu, Jabar menjadi wilayah tertinggi sepanjang 2025 dengan kasus sebesar 6 ribu.

Penyebab Chikungunya

Chikungunya merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus chikungunya (CHIKV), yang ditularkan lewat gigitan nyamuk. Chikungunya ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi virus.

Selain melalui gigitan nyamuk, penyebaran virus chikungunya juga dapat melalui beberapa hal diantaranya.

  • Transfusi darah dari orang yang terinfeksi,
  • Kontak dengan darah di laboratorium,
  • Prosedur pengambilan darah dari pasien yang terinfeksi.

Meskipun begitu, virus ini tidak dapat ditularkan melalui bersin, batuk, maupun sentuhan udara.

Gejala Chikungunya

Penyakit ini umumnya dirasakan setelah dua hingga tujuh hari setelah gigitan nyamuk. Gejala yang paling umum adalah:

  • Demam tinggi secara tiba-tiba
  • Nyeri sendi yang parah, terutama pada tangan, kaki, lutut, dan pergelangan
  • Kelelahan dan lemas
  • Nyeri otot
  • Ruam kulit, dan
  • Nyeri kepala

Meskipun kasus kematian akibat chikungunya tergolong jarang, infeksi ini dapat berakibat serius terutama pada lansia, pengidap diabetes, dan orang dengan gangguan jantung.

Penanganan dan Pencegahan

Hingga saat ini, belum ada vaksin maupun obat antivirus khusus untuk mengobati chikungunya, meski begitu, perawatan dapat dilakukan sebagai berikut:

  • Istirahat yang cukup
  • Menjaga asupan cairan tubuh agar tidak dehidrasi
  • Mengkonsumsi obat penurun demam dan Pereda nyeri, sesuai petunjuk dokter
  • Selain itu, masyarakat juga sebaiknya meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan hal-hal berikut.:
  • Menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu atau lotion antinyamuk
  • Menguras tempat penampungan air secara rutinMenutup rapat tempat penampungan air
  • Menjaga kebersihan sanitasi
  • Menyingkirkan barang-barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk
  • Memasang kawat nyamuk pada ventilasi rumah.
0 Komentar