Setelah Puluhan Tahun Terlupakan, Warga Londok dan Dewata Menyambut Haru Perbaikan Jalan di HUT RI ke-80

Setelah Puluhan Tahun Terlupakan, Warga Londok dan Dewata Menyambut Haru Perbaikan Jalan di HUT RI ke-80
Setelah Puluhan Tahun Terlupakan, Warga Londok dan Dewata Menyambut Haru Perbaikan Jalan di HUT RI ke-80.
0 Komentar

Komarudin (37), warga lainnya, menyebut kehadiran proyek ini sebagai titik balik kehidupan kampungnya.

“Jalan ini bukan cuma akses. Ini masa depan kami. Ekonomi bisa bergerak, pertanian lancar, anak-anak bisa sekolah tanpa hambatan. Ini benar-benar berkah.”

Proyek Bernilai Miliaran, Tapi Transparansi Dipertanyakan

Proyek peningkatan Jalan Kendeng–Londok ini didanai dari APBD Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2025 sebesar Rp 8.830.605.000. Pelaksana proyek adalah CV. AARSHIYA, dengan masa kerja selama 180 hari kalender.

Baca Juga:Naik Signifikan, Kang DS Sebut Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bandung Capai 5,04 Persen4 Kecamatan yang Diduga Tersepi di Kabupaten Bandung, Ada Apa Saja Ya?

Namun, di balik rasa syukur warga, muncul sorotan tajam dari masyarakat terkait minimnya informasi transparan pada papan proyek yang terpasang di lokasi. Tidak tercantumnya detail teknis seperti panjang, lebar, dan ketebalan jalan menimbulkan kekhawatiran akan kualitas pelaksanaan.

“Kami tentu bersyukur jalan ini dibangun. Tapi bukan berarti tidak perlu diawasi. Tidak adanya keterangan volume pekerjaan bisa membuka celah penyelewengan. Harus ada pengawasan ketat dari DPUTR dan masyarakat,” ujar seorang tokoh warga yang enggan disebut namanya.

Transparansi anggaran dan pelaksanaan proyek publik merupakan hak warga dan kewajiban pemerintah. Oleh karena itu, masyarakat berharap pengerjaan proyek ini tidak hanya cepat, tetapi juga berkualitas, sesuai spesifikasi, dan bebas dari praktik tidak sehat.

Jalan Masa Depan, Bukan Sekadar Beton

Perbaikan Jalan Kendeng–Londok bukan sekadar proyek infrastruktur. Ia adalah representasi dari kehadiran negara di tengah masyarakat pedesaan yang selama ini merasa tak terdengar. Jalan itu bukan hanya menghubungkan dua desa atau dua kabupaten, tapi juga menghubungkan harapan yang nyaris padam dengan masa depan yang kini mulai menyala.

Di mata warga, nama Kang DS kini bukan sekadar Bupati, tapi sosok pemimpin yang memberi harapan nyata. Meski banyak pekerjaan rumah yang masih menanti, satu hal telah terbukti: ketika pemimpin mau mendengar dan bertindak, perubahan bukan lagi mimpi.

“Jalan kami akhirnya dibangun, tapi perjuangan belum selesai. Kami akan jaga dan awasi pembangunan ini. Kami ingin anak cucu kami tidak lagi tumbuh dalam ketertinggalan,” tutup Ade, sambil menatap alat berat yang masih bekerja di kejauhan.

0 Komentar