Dorong Ekspor, RI Ajukan Tarif Nol untuk Kopi, Kakao, dan Sawit ke AS

Dorong Ekspor, RI Ajukan Tarif Nol untuk Kopi, Kakao, dan Sawit ke AS
Dorong Ekspor, RI Ajukan Tarif Nol untuk Kopi, Kakao, dan Sawit ke AS (freepik)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Pemerintah Indonesia terus berupaya memperkuat daya saing produk unggulan di pasar global. Salah satu langkah strategis terbaru adalah mengajukan skema tarif Nol persen untuk komoditas utama ekspor seperti kopi, kakao, dan minyak sawit ke Amerika Serikat (AS).

Langkah ini dilakukan dalam rangka memperluas akses pasar sekaligus menjaga stabilitas harga di tengah persaingan global yang semakin ketat.

Alasan RI Ajukan Tarif Nol

Menteri Perdagangan (Mendag) mengungkapkan bahwa ketiga komoditas tersebut menyumbang porsi besar dalam nilai ekspor non-migas Indonesia. Dengan penghapusan tarif masuk di AS, produk kopi, kakao, dan sawit asal Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan negara lain, termasuk Brasil, Kolombia, dan negara-negara Afrika.

Baca Juga:Buku Sejarah Indonesia Gagal Rilis 17 Agustus, Ini AlasannyaManfaat Jalan Kaki 30 Menit Sehari untuk Jantung, Otak, dan Kesehatan Mental

“Tarif Nol persen akan mendorong ekspor kita lebih kompetitif di pasar Amerika, sekaligus memberi nilai tambah bagi petani dan pelaku industri dalam negeri,” ujar Mendag.

Manfaat Bagi Petani dan Industri

Jika pengajuan ini disetujui, jutaan petani kopi, kakao, dan sawit di Indonesia diperkirakan akan mendapat manfaat langsung. Harga jual produk di tingkat petani bisa lebih stabil, sementara industri pengolahan juga akan lebih leluasa memperluas pasar.

Selain itu, kebijakan ini diharapkan mampu mendongkrak devisa negara serta memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pemasok utama komoditas pertanian dan perkebunan dunia.

Tantangan yang Mengiringi

Meski demikian, pengajuan tarif Nol persen ini tidak lepas dari tantangan. Amerika Serikat dikenal cukup ketat dalam menilai isu sustainability dan lingkungan. Produk sawit Indonesia, misalnya, kerap mendapat sorotan terkait isu deforestasi dan keberlanjutan.

Karenanya, pemerintah menegaskan akan memperkuat sertifikasi berkelanjutan seperti Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) serta meningkatkan standar mutu kopi dan kakao agar sesuai dengan regulasi internasional.

Pengajuan tarif 0 persen untuk kopi, kakao, dan sawit ke AS menjadi langkah penting Indonesia dalam memperkuat posisi di pasar global. Jika berhasil, kebijakan ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing ekspor, tetapi juga membawa dampak positif bagi petani, industri, dan perekonomian nasional secara keseluruhan.

0 Komentar