KURASI MEDIA – Maraknya kasus keracunan akibat Makanan Bergizi Gratis (MBG) membuat Pemerintah Kabupaten Sleman mengambil tindakan preventif. Pemerintah Kabupaten Sleman meminta guru untuk mencicipi menu MBG sebelum dibagikan ke siswa.
Langkah tersebut diambil demi mencegah kasus keracunan makanan yang sering terjadi beberapa waktu terakhir. Salah satu kasus keracunan yang kembali terjadi yakni sejumlah siswa di empat SMP di Kapanewon Mlati, Sleman dilaporkan mengalami keracunan.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, Susmiarto, mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan agar guru mencicipi menu MBG terlebih dahulu sebelum dibagikan ke siswa.
Baca Juga:Jadwal SIM Keliling Kota Bandung Hari Ini, 21 Agustus 2025Catat! Best Breakfast Festival 2025 Digelar 23 Agustus di Balai Kota Bandung, Ada Apa Saja?
“Dinas Pendidikan sudah sering menyampaikan ke sekolah, kalau menerima MBG dari penyedia tolong dicek, dicicipi, dipantau. Guru itu tugasnya seperti itu,” ungkap Susmiarto, Rabu (20/8/2025).
Ia juga mengungkap, dalam kasus keracunan di Mlati, seorang guru juga sempat mengalami gejala keracunan karena ikut mencicipi MBG. Menurutnya, mekanisme filter dianggap sudah berjalan meski tetap kecolongan.
Pihaknya menilai, SOP perlu lebih tegas diterapkan sebagai upaya pencegahan. “Ya sudah dibuat (SOP) tertulis. Sehingga kita sudah melakukan mitigasi,” pungkasnya.
Selain itu, Pemkab Sleman juga mengaku telah melakukan koordinasi dengan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) demi menyamakan persepsi terkait langkah preventif ini.
“Kemarin baru kami menyamakan persepsi teman-teman dulu, seberapa jauh teman-teman itu kalau ada seperti ini, Dinas Kesehatan seperti apa, Dinas Pendidikan seperti apa,” kata Susmiarto.
Selain berkoordinasi dengan OPD, Pemkab Sleman juga menyebut akan melakukan koordinasi dengan BGN demi memastikan mekanisme penanganan jika terjadi kasus serupa.
“Nanti kita akan komunikasikan seberapa jauh peran BGN yang di daerah, terus pemda seperti apa. Sehingga kalau ada kasus, kami harus berbuat apa, BGN harus berbuat apa, sekolah berbuat apa,” pungkasnya. **