KURASI MEDIA – Heboh puluhan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di salah satu sekolah di Kota Cirebon dilaporkan menjadi korban manipulasi foto seronok yang dilakukan dengan AI.
Menanggapi kasus ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon segara mengambil tindakan. Pemkot Cirebon membuka ruang pendampingan hukum dan pemulihan psikologis untuk korban melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB).
Kepala DP3APPKB Kota Cirebon, Suwarso Budi menegaskan, bahwa pihak pemerintah tengah memprioritaskan kondisi mental para korban, mengingat kasus ini tersebar luas di media sosial.
Baca Juga:Heboh! Sintya Cilla Akui Punya Anak dari Hubungan dengan Dj Panda, Begini Awal MulanyaDiklat Satgas Linmas, Sinergi Pemkab Bandung dengan Pusdikjas TNI AD Cimahi
“Kami menyediakan layanan pendampingan. Kalau memang membutuhkan bisa menghubungi kami,” kata Budi.
Mirisnya, terduga pelaku utama merupakan seorang pelajar SMA. Kasus ini mencuat setelah sejumlah kuasa hukum yang mewakili korban angkat biacara.
Pelaku yang diduga memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) tidak bekerja sendiri, ia dikabarkan dibantu oleh pihak lain yang bertugas mengumpulkan foto-foto para korban.
Setelah dikumpulkan, foto-foto tersebut kemudian diedit menggunakan AI menjadi konten tak senonoh yang kemudian disebarluaskan.
Para Korban Tempuh Jalur Hukum
Korban kemudian menempuh jalur hukum. Melalui kuasa hukum, para korban mengungkap kronologi yang mereka alami.
Sharmila, kuasa hukum enam korban mengadakan pertemuan dengan para korban. Kepada Sharmila, mereka mengaku jika pelaku mengambil foto-fotonya secara diam-diam yang kemudian diedit menggunakan aplikasi AI.
para korban tak kuasa melihat wajah mereka dengan diedit menggunakan pakaian dalam. Bahkan, beberapa foto diedit benar-benar tanpa busana.
Baca Juga:Simak Jadwal SIM Keliling Kota Bandung Hari Ini, Selasa 26 Agustus 202530 Tema Maulid Nabi yang Inspiratif dan Penuh Makna
Ada sekitar 10 orang yang menjadi korban penyalahgunaan teknologi ini. Sharmila juga mengungkap, jika pelaku merupakan teman satu sekolah saat duduk di bangku SMP. Terduga pelaku yang terlibat berjumlah tiga orang, mereka berinisial AB, I, dan V.