KURASI MEDIA – Belum lama ini warganet ramai membicarkan tren “War Duda” usai kabar Pratama Arhan dan Azizah Salsha mulai mencuat.
Bahkan tak sedikit warganet, terutama perempuan yang kedapatan mengirimkan DM (direct message) ke akun media sosial Pratama Arhan dengan berbagai tujuan.
DM tersebut pun langsung dijadikan konten berupa tangkapan layar untuk dipamerkan demi join tren “War Duda” yang menargetkan sang pesepak bola.
Baca Juga:Bandung Status Siaga I, Konser Reuni Peterpan Alami PenundaanAman dan Kondusif, Kang DS : Insya Allah Warga Kabupaten Bandung Cinta Damai
Sehubungan dengan tren “War Duda ini”, beberapa warganet menganggap hal ini sekadae hiburan iseng. Namun tak sedikit yang justru mengkhawatirkan tren tersebut, karena dianggap sebagai tanda lunturnya harga diri perempuan.
Asal usul tren War Duda
Perceraian Pratam Arhan dan Azizah Salsha yang menyedot perhatian ini, langsung disambut oleh perempuan lainnya dengan iseng mengirim pesan manis.
Misalnya mengirim pesan manis dan rayuan sebagao calon istri lewat DM. Bahkan beberapa diantaranya, tidak tanggung-tanggung untuk memamerkan SS dari DM itu dengan caption bernada guyon.
Dari situlah, muncul istilah tren “War Duda” yang seolah-olah ada kompetisi terbuka untuk mendapatkan perhatian dari duda populer seperti Arhan.
Tanggapan soal Tren War Duda
Tren “War DUda” ini mendapatkan perhatian yang beragam di media sosial. Adapun Dalam tren ini, seolah-olah perempuan digambarkan berlomba merebut perhatian seorang pria.
Sebagian warganet berdalih tren ini hanya sekadar bercanda, tapi ketila tangkapan layar dipublikasikan, maka pesan yang tersampai ke publik adalah perempuan tak segan untuk menjatuhkan martabatnya demi interaksi online.
Inilah yang membuat kalangan kontra, memberikan reaksi keras terhadap tren ini. Menurut mereka bagaimana pun juga, perceraian adalah hal serius yang menyangkut kehidupan pribadi seseorang.
Baca Juga:Rumahnya Dijarah Massa, Berapa Total Kekayaan yang Dipunya Eko Patrio dan Uya Kuya?Ahmad Sahroni Sindir Tetangga Usai Rumahnya Dijarah: Gak Ada Rasa Saling Jaga
Selain itu, warganet yang kontra akan tren “War Duda” ini merasakan ketakutan, karena dapat memunculkan dugaan turunya harga diri perempuan, guna mencari engagement di media sosial. (*)