RSU Hermina Sukabumi Terima Penghargaan Sertifikasi Transformasi Digital BPJS Kesehatan

Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan, melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Umum (RSU)
Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan, melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Hermina Sukabumi pada Jumat (08/08).
0 Komentar

KURASI MEDIA, Sukabumi – Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan, melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Hermina Sukabumi pada Jumat (08/08). Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau dan mengevaluasi penerapan teknologi digital dalam layanan kesehatan di rumah sakit tersebut.

Dalam kunjungannya, Edwin Aristiawan menyatakan bahwa, RSU Hermina Sukabumi telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengimplementasikan sistem digital guna meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Salah satu aspek yang mendapat apresiasi tinggi adalah penerapan berbagai teknologi digital yang mendukung operasional rumah sakit. Beberapa sistem yang telah diterapkan di antaranya Integrasi Sistem Antrean Online dengan sistem BPJS Kesehatan untuk meningkatkan efisiensi waktu tunggu pasien, Integrasi Sistem Klaim, Validasi Sidik Jari (Fingerprint), Validasi Biometrik Wajah (Face Recognition/FRISTA) serta penerapan i-Care JKN yang memungkinkan pencatatan dan akses data medis pasien secara digital.

Baca Juga:BPJS Kesehatan Bandung Dorong Transformasi Digital FKRTL melalui Evaluasi dan Sosialisasi BridgingDari Cabut Gigi hingga Pengaduan Sistem: Fasya Ceritakan Pengalaman Positif Bersama BPJS Kesehatan

Edwin mengungkapkan bahwa transformasi digital yang diterapkan RSU Hermina Sukabumi telah membawa dampak positif, terutama dalam pengelolaan antrian pasien. Dengan adanya integrasi sistem antrean online, waktu tunggu pasien dapat dikurangi secara signifikan.

“Harapan saya, pasien yang datang tepat pada waktunya. Bahasa teori namanya just in time. Jadi poinnya kalau belum waktu mendapatkan pelayanan (sesuai antrean), jangan datang terlalu cepat, sesuai dengan waktu antreannya saja sehingga dapat mengurangi kekacauan mulai dari nomor, waktu, dan keadilan akses layanan”, ungkap Edwin.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya membangun budaya pelayanan yang lebih baik, bukan hanya dalam pengelolaan antrean, tetapi juga dalam kebiasaan pasien untuk datang sesuai jadwal pelayanan yang telah ditetapkan.

“Transformasi digital ini bukan hanya untuk BPJS Kesehatan, tetapi juga untuk merubah budaya bangsa Indonesia. Kata kuncinya adalah perubahan budaya (mindset), bukan hanya soal antrean, tetapi bagaimana pasien terbiasa datang sesuai dengan jam pelayanan, sehingga tidak terjadi penumpukan di awal jam operasional rumah sakit,” tambahnya.

Dalam arah operasional rumah sakit, proses digitalisasi terbukti mampu meningkatkan efisiensi kerja secara menyeluruh. Melalui sistem ini, alur pelayanan menjadi lebih terencana, sehingga dokter dapat mempersiapkan diri dengan mengetahui jumlah pasien yang akan ditangani sebelum pemeriksaan dimulai. Dampaknya, waktu tunggu berkurang, pelayanan menjadi lebih cepat dan sumber daya dapat dimanfaatkan secara optimal.

0 Komentar