KURASI MEDIA – Belakangan, publik diramaikan oleh kabar PHK massal di PT Gudang Garam, salah satu raksasa rokok Indonesia.
Berita ini langsung mengalihkan perhatian kepada sesosok di balik perusahaan, bagaimana tanggapan pimpinan perusahaan yang dikenal berpengaruh dalam industri kretek ini?
Biodata & Profil Susilo Wonowidjojo
Sosok tersebut adalah Susilo Wonowidjojo, Presiden Direktur atau CEO PT Gudang Garam Tbk sejak tahun 2009. Lahir di Kediri pada 18 November 1956, ia merupakan generasi kedua penerus usaha keluarga, sang pendiri Surya Wonowidjojo.
Baca Juga:Fix! Pemerintah Tetapkan Pajak Rokok Elektrik Berlaku Mulai 1 Januari 2024Harga Emas di Pegadaian Hari ini, Selasa 9 September 2025: Antam Stabil
Susilo telah terlibat di perusahaan sejak muda, ia menjadi Direktur sejak 1976, Wakil Presiden Direktur sejak 1990, hingga akhirnya diangkat sebagai Direktur Utama pada 20 Juni 2009.
Di bawah kepemimpinannya, Gudang Garam melakukan ekspansi, seperti pengembangan kretek mild rendah nikotin sejak 2002, serta memperluas area produksi hingga ratusan hektare di Kediri dan Pasuruan.
Kekayaan Susilo Wonowidjojo
Susilo termasuk salah satu orang terkaya di Indonesia. Pada tahun 2022, total kekayaannya dikabarkan berada di kisaran Rp51 triliun, meskipun sempat mengalami penurunan sekitar Rp20 triliun akibat beberapa dinamika bisnis.
Menurut data Forbes per Juli 2022, kekayaan Susilo diperkirakan mencapai US$3,5 miliar, menempatkannya di jajaran 50 besar orang terkaya di Tanah Air.
Selain bisnis rokok, ia juga merambah sektor infrastruktur dan transportasi termasuk pengelolaan Bandara Dhoho dan maskapai sewa helikopter (PT Surya Air), investasi kertas (PT Surya Pamenang), serta proyek jalan tol Kediri–Tulungagung melalui berbagai anak perusahaan. Keluwesan ini mencerminkan strategi diversifikasi yang ia jalankan untuk memperkuat lini bisnis keluarga.
Pihak Gudang Garam Bantah Isu PHK Massal
Melalui Direktur & Corporate Secretary, Heru Budiman, pihak Gudang Garam angkat bicara terkait isu PHK massal. Ia membantah kabar mengenai hal tersebut. Adapun hal yang sebenarnya terjadi bukanlah PHK massal, melainkan pelepasan 309 karyawan secara normatif.
“Melalui mekanisme pensiun normal dan pensiun dini secara sukarela serta berakhirnya kontrak kerja sesuai batas waktu kontrak kerja,” kata Heru, Selasa (9/9/2025).
Baca Juga:Harga Emas di Pegadaian Hari ini, Selasa 9 September 2025: Antam StabilBanyak yang Naik, Berikut Daftar Harga BBM Terbaru di Pertamina, Shell, BP, dan Vivo
Jadi, yang sebenarnya terjadi bukanlah PHK massal terhadap karyawan, melainkan pelepasan karena berakhirnya kontrak kerja sesuai waktu yang telah disepakati bersama.