Jangan sampai ucapan kita menyakiti hati dan perasaan orang lain. Ucapan yang kasar, sinis, diksi yang tidak tepat, arogan, atau merendahkan, bisa melukai hati orang lain lebih dalam daripada tusukan pisau.
Luka fisik bisa sembuh, tetapi luka hati akibat ucapan, sangat sulit dan lama untuk disembuhkan.
Keharusan menjaga lisan ini, berlaku bagi siapapun mulai dari masyarakat biasa hingga pejabat negara termasuk juga para penceramah agama.
Baca Juga:Teks Khutbah Jumat 5 September 2025: Maulid Nabi dan 4 Sifat Teladan Rasulullah Bagi Para PemimpinTeks Khutbah Jumat 5 September 2025: Kritik Santun, Cermin Cinta Tanah Air dalam Islam
Setiap individu harus memastikan bahwa apa yang dikatakan dan disebarkan memberi manfaat dan maslahat serta tidak menyakiti hati orang lain.
Termasuk tidak menimbulkan gejolak di Masyarakat dengan merasa paling benar dan suka menyalahkan orang lain.
Dalam Islam, menyakiti hati seorang Muslim dengan lisan termasuk perbuatan zalim.
Allah SWT mengingatkan kita dalam QS. Al-Hujurat ayat 11 agar tidak saling menghina, karena hal itu dapat merusak persaudaraan. Allah berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.”
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Lisan yang tidak terkendali sering menjadi penyebab munculnya konflik. Fitnah, adu domba atau namimah.
Kalimat bohong yang disebarkan lewat ucapan bisa membuat keluarga retak, pertemanan hancur, bahkan masyarakat terbelah.
Baca Juga:Teks Khutbah Jumat 29 Agustus 2025: Maulid Nabi Muhammad dan 5 Tugas KenabianTeks Khutbah Jumat 29 Agustus 2025: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
Rasulullah SAW telah mengingatkan besarnya bahaya lisan yang tak dijaga terlebih suka mengadu domba. Rasulullah bersabda:
لا يَدْخُلُ الجَنَّةَ نَمَّامٌ Artinya: “Tidak masuk surga pelaku namimah (pengadu domba),” (HR. Muslim).
Selanjutnya harus disadari bahwa kita bisa terjerumus ke neraka hanya karena satu kata yang diucapkannya tanpa dipikirkan dampaknya. Rasulullah telah mengingatkan:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
Artinya: “Sesungguhnya ada seorang hamba benar-benar berbicara dengan satu kalimat yang termasuk keridhaan Allah, dia tidak menganggapnya penting; dengan sebab satu kalimat itu Allah menaikkannya beberapa derajat. Dan sesungguhnya ada seorang hamba benar-benar berbicara dengan satu kalimat yang termasuk kemurkaan Allah, dia tidak menganggapnya penting; dengan sebab satu kalimat itu dia terjungkal di dalam neraka Jahannam,” (HR Bukhari).