KURASI MEDIA – Bank Indonesia (BI) mengambil langkah mengejutkan dengan memangkas suku bunga acuan dalam rapat dewan gubernur yang digelar pekan ini. Keputusan tersebut dinilai sebagai upaya strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tantangan global yang masih berlanjut.
Suku Bunga Turun untuk Pacu Ekonomi
BI menurunkan BI-Rate sebesar 25 basis poin, dari sebelumnya 6,25% menjadi 6,00%. Pemangkasan ini dilakukan setelah melihat adanya perlambatan konsumsi domestik dan tekanan ekspor akibat ketidakpastian global.
Gubernur BI menyebut langkah ini diambil agar dunia usaha lebih leluasa dalam mengakses pembiayaan murah. “Kami berharap penurunan suku bunga bisa memperkuat daya beli masyarakat, mendorong investasi, serta menjaga stabilitas rupiah,” ujarnya.
Baca Juga:EU-Indonesia Siap Menandatangani Perjanjian Perdagangan Besar di BaliPeluang Karier di Era Digital: Skill yang Paling Dicari Perusahaan
Dampak ke Dunia Usaha dan Masyarakat
Dengan penurunan suku bunga, perbankan diperkirakan akan menurunkan bunga kredit, sehingga pelaku usaha bisa lebih mudah mengembangkan bisnisnya. Sektor properti, otomotif, hingga UMKM menjadi yang paling diuntungkan dari kebijakan ini.
Bagi masyarakat, pemangkasan bunga juga memberi peluang cicilan lebih ringan, terutama untuk kredit rumah dan kendaraan. Di sisi lain, imbal hasil simpanan mungkin akan turun, sehingga investor diarahkan mencari instrumen lain yang lebih produktif.
Respon Pasar
Pasar keuangan merespons positif keputusan BI. IHSG sempat menguat tipis setelah pengumuman, meski sejumlah analis mengingatkan agar pemerintah tetap waspada terhadap potensi arus keluar modal asing.
“Langkah BI cukup berani, namun masih dalam koridor aman. Yang perlu dijaga adalah stabilitas rupiah di tengah gejolak global,” kata seorang analis pasar modal.
Pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia menandai komitmen pemerintah dan otoritas moneter untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional. Meski ada tantangan eksternal, kebijakan ini diyakini mampu menjadi stimulus tambahan agar ekonomi Indonesia tetap tangguh sepanjang 2025. (**)