KURASI MEDIA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung terus mendorong upaya pencegahan stunting. Salah satunya lewat penguatan peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) di setiap kecamatan.
Kegiatan monitoring dan evaluasi TPK Kali ini digelar di Desa Margamekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, pada Selasa, 30 September 2025.
Acara ini dihadiri oleh Camat Pangalengan Vena Andriawan, para kepala desa, jajaran TPK se-Kecamatan Pangalengan, serta tamu undangan lainnya.
Baca Juga:Pemkab Bandung Gandeng 157 Perusahaan, 5.000 Lowongan Kerja Dibuka Lewat Job Fair Oktober 2025Pemkab Bandung Gandeng Berbagai Pihak Evaluasi Program Makanan Bergizi Gratis
Kegiatan ini, sebagai upaya dan langkah Bupati Bandung dalam mengimplementasikan dan mengamankan Kebijakan Pemerintah Pusat.
Kepala Disdalduk PPA, HM. Hairun menegaskan bahwa TPK menjadi garda terdepan dalam pendampingan keluarga, khususnya ibu hamil, ibu nifas, dan balita.
“Ini kegiatan rutin, biasanya kita lakukan setiap bulan. Kali ini kebetulan di akhir tahun dan saya bisa hadir langsung,” kata Hairun.
Menurutnya, monitoring ini tidak hanya sekadar mengevaluasi kinerja TPK, tetapi juga melihat sejauh mana hasil dari program pencegahan stunting di lapangan.
“Dari data yang kita punya, ada sekitar 133 ribu keluarga berisiko stunting di Kabupaten Bandung. Kalau tidak ditangani, mereka bisa melahirkan anak-anak stunting. Makanya TPK harus bergerak cepat,” tegasnya.
Hairun menyebut Kecamatan Pangalengan menjadi contoh nyata penurunan stunting. Dalam enam bulan terakhir, angka kasus berhasil ditekan cukup signifikan.
“Awalnya ada 2.700 kasus stunting, turun jadi 2.400 pada tahun 2024, Sekarang sudah di kisaran 1.200 sampai 1.600 kasus. Ini salah satu bukti pendampingan TPK efektif,” ujarnya.
Baca Juga:Kang DS Tegaskan Komitmen Pemkab Bandung Dukung Program Strategis Nasional dan Sekolah RakyatKPK Apresiasi Komitmen Kang DS Cegah Korupsi di Lingkungan Pemkab Bandung
Menurutnya, keberhasilan Pangalengan bahkan dijadikan pilot project program penurunan stunting di Kabupaten Bandung.
Hairun menekankan pentingnya peran TPK yang terdiri dari kader PKK, kader KB, dan tenaga kesehatan. Mereka diminta lebih intensif mendampingi ibu hamil dan ibu nifas.
“Kalau dibiarkan tanpa pendampingan, risiko kematian ibu dan bayi bisa meningkat. Angka kematian ibu dan bayi kita masih cukup tinggi, jadi TPK harus hadir,” harapnya.
Sebagai bentuk dukungan, Pemkab Bandung juga memberikan bantuan kepada 300 kader TPK di wilayah Kecamatan Pangalengan.
“Stunting bukan hanya soal gizi, tapi juga soal perhatian dan pendampingan. Kalau ibu hamil dan balita didampingi dengan baik, insyaallah generasi kita lebih sehat,” pungkasnya.* (ysp)