Teks Khutbah Jumat 3 Oktober 2025: Cinta kepada Allah sebagai Puncak Kebahagiaan Hamba

Teks Khutbah Jumat
Teks khutbah Jumat mengenai cinta kepada Allah sebagai puncak kebahagiaan hamba. (Pixabay/jobinscaria)
0 Komentar

Maka tugas kita di dunia adalah menumbuhkan dan menguatkan rasa cinta ini, karena di situlah letak kunci kebahagiaan sejati. Allah ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an: وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰهِۙ

Artinya, “Dan orang-orang yang beriman itu sangat besar cintanya kepada Allah,” (QS. Al-Baqarah: 165).

Ayat ini menegaskan bahwa salah satu ciri orang beriman adalah kuatnya cinta mereka kepada Allah. Cinta ini mengalahkan cinta kepada selain-Nya, karena mereka sadar bahwa tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang pantas dicintai lebih dari Allah yang menciptakan, memberi rezeki, mengatur, dan menghidupkan mereka.

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah ta’ala,

Baca Juga:Teks Khutbah Jumat 26 September 2025: Mendidik Anti Korupsi Generasi Muda Sejak DiniTeks Khutbah Jumat 26 September 2025: Masjid Ramah Anak sebagai Pusat Pendidikan Umat

Para ulama memberikan gambaran tentang apa itu cinta kepada Allah. Amir bin Abdi Qais rahimahullah, seorang tabi’in yang dikenal kezuhudannya, pernah berkata, sebagaimana dikutip oleh Ibnu Abi Dunya dalam kitabnya yang berjudul “al-Awliya”, jilid 1 halaman 30:

لَقَدْ أَحْبَبْتُ اللَّهَ حُبًّا سَهَّلَ عَلَيَّ كُلَّ مُصِيبَةٍ، وَأَرْضَانِي بِكُلِّ قَضِيَّةٍ، فَمَا أُبَالِي مَعَ حُبِّي إِيَّاهُ مَا أَصْبَحْتُ عَلَيْهِ وَمَا أَمْسَيْتُ

Artinya, “Sungguh aku telah mencintai Allah dengan cinta yang membuat semua musibah terasa ringan, membuatku ridha dengan segala ketetapan-Nya. Maka aku tidak peduli bagaimana aku mengawali atau mengakhiri hariku, selama aku dalam cinta kepada-Nya.”

Perkataan ini menunjukkan bahwa cinta kepada Allah melahirkan ketenangan jiwa. Ia mampu menahan keluhan, meredakan kegelisahan, dan menuntun hati untuk menerima segala ketentuan Allah dengan lapang dada.

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah ta’ala,

Rasulullah SAW pun bersabda dalam hadits shahih riwayat Imam Bukhari:

مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ، وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ

Artinya, “Barangsiapa yang mencintai perjumpaan dengan Allah, maka Allah pun mencintai perjumpaan dengannya. Dan barangsiapa yang membenci perjumpaan dengan Allah, maka Allah pun membenci perjumpaan dengannya.”

Hadits ini menjelaskan bahwa cinta kepada Allah akan menumbuhkan kerinduan untuk berjumpa dengan-Nya. Sebaliknya, orang yang tidak mencintai Allah tentu enggan untuk bertemu dengan-Nya, karena ia merasa tidak siap, atau bahkan merasa asing dengan-Nya.

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah ta’ala,

Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana cara menumbuhkan cinta kepada Allah? Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin jilid 4 halaman 136 menyebutkan dua hal penting.

0 Komentar