Teks Khutbah Jumat 3 Oktober 2025: Cinta kepada Allah sebagai Puncak Kebahagiaan Hamba

Teks Khutbah Jumat
Teks khutbah Jumat mengenai cinta kepada Allah sebagai puncak kebahagiaan hamba. (Pixabay/jobinscaria)
0 Komentar

Pertama, seorang hamba harus berusaha memutus ketergantungan hatinya dari dunia. Hati itu bagaikan sebuah wadah, tidak akan bisa dipenuhi kecintaan kepada Allah jika masih penuh dengan cinta kepada dunia.

Kedua, cinta kepada Allah tumbuh jika seorang hamba mengosongkan hatinya dari selain Allah, lalu mengisinya dengan zikir, ibadah, dan amal saleh.

Hati yang penuh dengan zikir dan ketaatan akan semakin lembut, semakin dekat, dan semakin rindu kepada Allah. Cinta ini bisa kita latih dengan berbagai cara.

Baca Juga:Teks Khutbah Jumat 26 September 2025: Mendidik Anti Korupsi Generasi Muda Sejak DiniTeks Khutbah Jumat 26 September 2025: Masjid Ramah Anak sebagai Pusat Pendidikan Umat

Membaca dan merenungkan Al-Qur’an, karena Al-Qur’an adalah kalam Allah yang akan menuntun hati kita untuk semakin mengenal-Nya.

Memperbanyak zikir, karena zikir adalah makanan hati yang menghidupkan rasa cinta. Melaksanakan shalat dengan khusyuk, karena shalat adalah pertemuan kita dengan Allah lima kali sehari.

Menjauhi maksiat, karena dosa akan mengotori hati dan melemahkan cinta. Dan tentu saja, banyak berdoa agar Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba yang dicintai-Nya.

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah ta’ala,

Di negeri kita, Kementerian Agama tengah menggagas sebuah visi pendidikan yang disebut Kurikulum Cinta. Kurikulum ini ingin menanamkan cinta sejak dini, bukan hanya cinta dalam pengertian emosional, tetapi cinta yang lahir dari hati yang mengenal Allah.

Jika seorang anak dididik untuk mencintai Allah, maka ia akan mudah mencintai Rasulullah, mencintai orang tuanya, mencintai gurunya, mencintai sahabatnya, bahkan mencintai tanah airnya.

Ketika cinta kepada Allah telah memenuhi hati seorang hamba, maka segala sesuatu di dunia ini terasa ringan. Tidak ada lagi musibah yang terlalu berat, tidak ada lagi ujian yang terlalu menyakitkan, karena hatinya sudah penuh dengan rasa rindu kepada Allah.

Bahkan kerelaan menerima takdir, baik yang indah maupun pahit, menjadi tanda keikhlasan cinta tersebut. Allah berjanji dalam Al-Qur’an:

يُّحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَهٗ

Baca Juga:Teks Khutbah Jumat 19 September 2025: Upah Layak bagi Pekerja sebagai Jalan Menuju KeberkahanTeks Khutbah Jumat 19 September 2025: Empati, Kunci Pemimpin yang Dirindukan Umat

Artinya, “Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya,” (QS. Al-Maidah: 54).

Inilah cita-cita tertinggi seorang mukmin, yaitu dicintai oleh Allah. Tidak ada kemuliaan yang lebih tinggi dari itu.

0 Komentar