KURASI MEDIA – Setelah melalui proses negosiasi panjang yang difasilitasi Mesir dan Qatar, Hamas dan Israel akhirnya mencapai kesepakatan damai bersejarah. Kedua pihak sepakat untuk menghentikan serangan, menarik pasukan dari wilayah konflik, serta melakukan pertukaran tahanan sebagai langkah awal menuju stabilitas di kawasan Gaza.
1. Gencatan Senjata Resmi Berlaku
Kesepakatan damai antara Hamas dan Israel mulai berlaku sejak Selasa (7/10/2025) dini hari waktu setempat. Menurut pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Mesir, kedua pihak sepakat menghentikan semua bentuk serangan, termasuk serangan udara dan roket lintas batas.
“Perjanjian ini menjadi langkah penting menuju perdamaian jangka panjang,” ujar juru bicara pemerintah Mesir dalam konferensi pers.
2. Penarikan Pasukan Israel dari Gaza
Baca Juga:Israel dan Hamas Gelar Negosiasi di Mesir, Harapan Baru Gencatan Senjata di GazaGlobal Sumud Flotilla Dihadang Israel, Dukungan Internasional untuk Gaza Meningkat
Sebagai bagian dari perjanjian, Israel akan menarik seluruh pasukannya dari Jalur Gaza secara bertahap dalam tujuh hari ke depan. Langkah ini menjadi salah satu syarat utama yang diajukan Hamas dalam proses negosiasi.
Media internasional melaporkan bahwa pasukan Israel mulai meninggalkan beberapa titik di Gaza bagian utara pada Selasa pagi. Situasi di perbatasan kini berangsur kondusif setelah beberapa bulan ketegangan tinggi.
3. Pertukaran Tahanan dan Bantuan Kemanusiaan
Poin penting lain dari kesepakatan ini adalah pertukaran tahanan antara kedua pihak. Pemerintah Israel membebaskan lebih dari 150 tahanan Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, sementara Hamas mengembalikan beberapa sandera sipil yang ditahan sejak konflik Oktober tahun lalu.
Selain itu, bantuan kemanusiaan mulai masuk ke Gaza melalui jalur Rafah. Organisasi PBB memastikan distribusi makanan dan obat-obatan bagi warga yang terdampak perang berkepanjangan.
4. Reaksi Dunia Internasional
Kesepakatan damai ini mendapat sambutan positif dari berbagai negara dan organisasi internasional. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut langkah ini sebagai “awal dari harapan baru bagi rakyat Palestina dan Israel.”
Presiden Indonesia juga turut menyampaikan apresiasi, menegaskan bahwa perdamaian harus disertai keadilan dan penghentian blokade terhadap rakyat Palestina.
Perdamaian antara Hamas dan Israel menjadi titik balik penting setelah bertahun-tahun konflik yang menelan banyak korban jiwa. Meski masih ada tantangan dalam proses rekonsiliasi, kesepakatan ini diharapkan membuka jalan menuju solusi dua negara dan perdamaian abadi di Timur Tengah. (**)