Jejak ini membuktikan bahwa Pertamina tidak hanya bergerak di kota besar atau semata mencari keuntungan, melainkan mengabdi untuk kemajuan Negeri.
Saat ini, Pertamina menyediakan 6.000 Armada Mobil Tangki dan 476 Kapal tanker dan kapal pendukung, untuk mendistribusikan BBM dan LPG.
Selama satu tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Pertamina telah memperkuat armada distribusi untuk mendukung ketahanan energi, dengan 4 kapal tanker gas raksasa ramah lingkungan bertipe Very Large Gas Carrier (VLGC) yakni Pertamina Gas Caspia, Pertamina Gas Dahlia, Pertamina Gas Tulip, dan Pertamina Gas Bergenia.
Baca Juga:Jejak 1 Tahun Pemerintahan Prabowo – Gibran, Pertamina Perkokoh Ketahanan EnergiPertamina Patra Niaga Tingkatkan Layanan SPBU dengan Serv-Q
Selain itu, 6 tanker untuk mengangkut BBM dan minyak mentah, sehingga total ada 10 tanker tambahan yang menjadi urat nadi andalan dalam mengantarkan energi melalui jalur laut Indonesia.
Pertamina terus meningkatkan keandalan infrastruktur pengolahan dengan melakukan pengembangan kilang serta sarana dan fasilitas pendukungnya. Dalam masa satu tahun Pemerintahan Prabowo – Gibran, Pertamina telah menyelesaikan pembangunan 2 Tangki Minyak Mentah raksasa di Lawe Lawe yang merupakan tangki terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas masing masing 1 juta barrel.
Tangki Lawe-Lawe merupakan bagian dari proyek RDMP Balikpapan yang menaikkan kapasitas pengolahan kilang Balikpapan yang mencapai 360 ribu barel per hari. Proyek RDMP Balikpapan juga akan mengoperasikan unit utama hasil proyek RDMP Balikpapan yaitu RFCC pada akhir tahun ini.
Demikian halnya Kilang Balongan, Pertamina telah menyelesaikan pembangunan empat unit tangki baru masing-masing memiliki kapasitas 29 ribu meter kubik. Penambahan total kapasitas penyimpanan ini memperkokoh peran kilang Balongan dalam mengelola inventaris produk BBM.
Pertamina juga melakukan inisiatif pembangunan pipa minyak yang menghubungkan Kilang Balongan dengan Terminal BBM Plumpang. Pipa sepanjang 96 km ini akan menyalurkan sekitar 4,6 juta kiloliter BBM per tahun untuk menjamin keandalan pasokan BBM ke wilayah Jawa Barat dan Jakarta, yang menyerap sekitar 30 persen konsumsi nasional.
“Kehadiran infrastruktur energi sangat strategis untuk menjaga ketahanan energi sekaligus mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada energi nasional sebagaimana yang tertuang dalam Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran,” pungkas Simon.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target net zero emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (*)